Jakarta, Gatra.com - Koordinator Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Edo Rakhman mengatakan 30 titik proyek atau investasi di pesisir selatan Jawa berpotensi meningkatkan risiko bencana.
"WALHI mengidentifikasi, sekitar 30 titik proyek atau investasi. [Selain itu] kebijakan pemerintah di sepanjang pesisir selatan Jawa berpotensi meningkatkan risiko bencana," katanya dalam konferensi pers di kantor WALHI, Jakarta Selatan, Selasa (17/9).
Selanjutnya, ke-30 titik proyek atau investasi itu berupa tambang pasir besi, tambang emas, proyek infrastruktur bandara, dan transportasi darat. Ditambah lagi adanya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang turut menjadi pemicu. Selain itu, Pulau Jawa merupakan daerah rentan terjadi peningkatan karhutla.
"Kerentanan Pulau Jawa mengalami peningkatan, di sebabkan oleh kebijakan pembangunan ekonomi yang menghancurkan sabuk pantai selatan Jawa, kawasan buffer zone sistem hidrologis di pegunungan dan infrastruktur yang dibangun di zona bencana," jelasnya.
Menurutnya, dalam 1 dekade terakhir selain menghadapi risiko bencana geologis gempa dan erupsi gunung berapi, pesisir selatan Jawa juga menanggung resiko bencana hidrometeorologis seperti banjir, longsor dan gelombang pasang.
"Melihat hal tersebut, pemerintah perlu melakukan kajian analisis dampak bencana, sebelum melakukan proyek infrastruktur. Tidak hanya sebuah bangunan tahan gempa, tetapi berdampak untuk masyarakat sekitar," tuturnya.