Larantuka, Gatra.com - Wakil Bupati Flores Timur Agus Payong Boli selasa (17/9) memimpin ratusan ASN Flores Timur mendaki gunung Ile Mandiri Larantuka, setinggi kurang lebih 3 kilometer pada pukul 10.00 pagi untuk memadamkan kebakaran di salah satu titik dari arah kelurahan Amagarapati.
Ratusan ASN pimpinan Wabup Agus Payong Boli itu bergabung dengan pasukan TNI dan Polri, berhasil itu berhasil memadamkan salah satu titik api bersama Pasukan TNI dari Kodim Larantuka dan Anggota Polres Larantuka.
“Jadi hari ini kami ambil kebijakan meliburkan para ASN. Saya yang pimpin langsung dan bersama anggota TNI dan Polri berhasil memadamkan api di puncak gunung Ile Mandiri. Tinggi gunungnya mencapai 3 kilometer tidak memungkinkan memakai mobil tangki dan lainnya,” kata Agus kepada Gatra.com.
Dia menyebutkan sesuai kebijakan pada 17 September 2019 ini semua ASN diliburkan dan mendaki gunung Ile Mandiri dengan lereng kemiringan terjal 40 derajat ini sebagai bentuk tindakan contoh membangkitkan kesadaran moril segenap masyarakat yang bermukim di kaki gunung ini.
“Faktanya ketika kami mendaki gunung untuk memadamkan api, mereka juga ikut bergabung. Walau dengan sudah payah, akhirnya kami berhasil memadamkan api. Kami pakai teknik senderhana, yakni membuat kanal, membersihkan jalur pemisah hutan belukar yang sudah terbakar dengan area yg belum terbakar agar nyala api tidak merembes ke tengah perkebunan rakyat dan pemukiman penduduk,” ujar Agus.
Menurutnya, jika saja tidak menggunakan teknik sederhana ini, agak sulit memadamkan api. Tentunya api merembes terus menjalar dan merambat ke seluruh hutan gunung Ile Mandiri.
“Di atas gunung Ile Mandiri, kami berembuk mencari cara terbaik agar berhasil memadamkan api. Setelah menentukan teknik kanal pemisah, kami menyebar dalam beberapa kelompok dan sekitar jam 12.00 WITA siang api berhasil kami padamkan. Kami berhasil padamkan api di bukit lereng Amagarapati dekat Pemakaman Raja Larantuka,” jelasnya.
Agus menjelaskan jika saja hutan di gunung Ile mandiri terbakar semua dan menjadi gundul, tidak menutup kemungkinan akan kembali terjadi banjir longsor di musim ini dan menimpa kota Larantuka dan sekitarnya seperti tahun 1979 dan 2003.
“Peristiwa kelabu bencana kota Larantuka 1979 dan 2003 lalu menjadi renungan daan dorongan sehingga kami bersama TNI Polri berupaya mendaki gunung dan memadamkan api. Ketika itu ratusan warga Larantuka menjadi korban banjir longsor dan lahar panas. Selain korban jiwa juga ratusan rumah hancur,” kata Agus.
Dia mengatakan dengan kejadian ini, Pemkab Flores Timur telah minta para Camat, Lurah, dan kepala Desa sekeliling Lereng Ile Mandiri seperti Kecamatan Larantuka, Ile Mandiri, dan Lewolema, memerintahkan rakyat untuk buatkan petak pembatas dengan perkebunan dan pemukiman. “Kami juga akan minta Raja Larantuka untuk buatkan Seremoni adat, minta Hujan turun jika kelak terjadi kebakaran lagi. Kami akan buat dalam waktu dekat ini,” ujarnya.