Tanjung Jabung Barat, Gatra.com - Tebalnya kabut asap yang menyelimuti perairan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, ternyata tak menyurutkan nian para nelayan untuk tetap melaut. Sebagian nelayan dengan perahu kecil, masih terus melaut setiap harinya.
Salah seorang nelayan, Dedi mengatakan, melaut di tengah pekatnya kabut asap ini sebenarnya tergolong nekat. Apalagi mereka yang menggunakan perahu kecil ini, tak menggunakan GPS. Namun karena desakan ekonomi, terpaksa mereka harus melaut.
"Ya kami terpaksa lebih hati-hati karena jarak pandang yang terbatas. Selain itu juga tak berani melaut terlalu jauh ke laut lepas," katanya Selasa (17/9).
Diungkapkannya pula, saat ini dilaut jarak pandang saat pagi dan sore terkadang hanya berkisar 20 meter saja. Namun saat siang jarak pandang bisa lebih jauh. Tapi sampai saat ini belum ada kabar nelayan yang tersesat.
"Kalau yang tersesat belum ada kabar. Biasanya kalau musim kabut asap pasti ada saja yang tersesat ke perairan Tanjab Timur atau Riau," katanya.
Sementara itu, untuk penghasilan nelayan selama kabut asap ini, diakui Saidi, nelayan lainya, cukup mengalami penurunan. Pasalnya para pelayan perahu kecil tidak terlalu leluasa melaut. Mereka harus ekstra hati-hati. Selain itu juga memang ikan di laut juga sedikit lebih berkurang karena tertutup kabut.
"Yang jelas lebih sedikit dari biasanya. Apalagi kami yang melautnya tidak jauh. Kalau yang perahu besar kan bisa seminggu melautnya," ujarnya.
Para nelayan ini berharap bencana kabut asap ini bisa segera berakhir. Karena kehidupan mereka tergantung dari melaut, dan saat ini mereka tidak bisa bebas melaut karena jarak pandang yang terbatas.
"Kalau untuk gantung jaring kami belum berani. Karena belum ada penghasilan lain di darat," ucap Saidi lagi.