Jakarta, Gatra.com - Direktur Policy & Advocacy WWF-lndonesia Aditya Bayunanda mengungkapkan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Sumatera dan Kalimantan dapat mengakibatkan satwa langka terancam punah.
"Konteks kebakaran ini termasuk menghilangkan habitat, semua vegetasi di sana terus hilang, misalnya konteksnya vegetasi pakan gajah dimana mau tidak mau dia akan lari dimana pakan itu masih ada," ujar Aditya dalam konferensi pers di Panda Hub, Graha Simatupang, Jakarta Selatan, Selasa (17/7).
Menurut Aditya, satu-satunya jalan untuk menyelamatkan satwa langka dari kepunahan ialah harus menyelamatkan hutan yang merupakan habitat bagi para satwa. "Ini yang menjadi pemikiran kita, misalnya di Sumatera hutan tersisa semakin sedikit, semakin berkurang semakin banyak konflik, semakin banyak satwa yang tidak akan survive," terang Aditya.
Aditya menyebut restorasi harus dilakukan sebab tidak ada alternatif bagi satwa selain habitat aslinya. Akibat Karhutla, banyak satwa seperti gajah, orang utan hingga harimau yang akan lari ke kebun warga dan dianggap hama.
"Ini salah satu sebab kematian terbesar karena keracunan, banyak kasus gajah meninggal karena diracun sebab dianggap hama. Yang banyak terjadi konteks dimana satwanya bisa dievakuasi, yang terjadi sekarang mau dievakuasi kemananya itu sulit," jelas Aditya.
Aditya juga mencontohkan banyak orang utan yang dievakuasi dibawa ke pusat rehabilitasi, namun ketika hutan terbakar tak ada habitat kembali bagi orang utan. "Ini sangat penting sekali bahwa setiap habitat itu kita penting kita jaga betul atau kita restorasi. Kebun binatang bukan alternatif, kita melihat bahwa satu satunya jalan menyelamatkan spesies langka ya harus diselamatkan di habitatnya," pungkas Aditya.