Padang, Gatra.com - Selama tiga hari pekan lalu, ratusan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang, Sumatra Barat (Sumbar), unjuk rasa terhadap pihak kampus bersangkutan dengan membawa 13 tuntutan. Setelah melakukan audiensi, pada hari ketiga tuntutan mahasiswa itu membuahkan hasil. Pihak kampus UIN Imam Bonjol Padang akan memenuhi tuntutan mahasiswa. Baik terkait transparansi maupun fasilitas kampus.
Tapi di balik aksi itu, tersiar kabar karena ada mahasiswa yang mendekati drop out (DO), salah satunya Muhammad Jalali Alfarizi selaku Koordinasi Aksi tersebut. Hanya saja, DO itu bukan lantaran aksi unjuk rasa, tapi karena Indeks Prestasi Komulatif (IPK)-nya rendah.
Setelah kami tanyakan ke pihak Dekan Fakultas Syariah, mahasiswa yang bersangkutan IP semester limanya 1,27, dan semester enam itu 0,22. Kalau DO saya tidak tahu, tapi data nilainya dari fakultas itu, kata Rektor UIN Imam Bonjol Padang Eka Putra Wirman, Selasa (17/9) di Padang.
Eka juga menekankan, tidak ada berdampak pada nilai pada mahasiswa yang ikut aksi waktu itu. Apabila ada mahasiswa yang terkena DO, dia memastikan itu dikarenakan nilai akademik yang rendah, bukan karena terlibat dalam aksi.
Kendati demikian, lulusan doktor di Universitas Qarawiyin, Maroko itu, ikut prihatin dengan aksi mahasiswa pekan lalu. Menurutnya, aksi ratusan mahasiswa yang dipimpin mahasiswa Jurusan Jinayah Siyasah angkatan 2016 itu diduga pengaruh banyak faktor.
"Banyak faktor mereka unjuk rasa, seperti lingkungan, pertemanan, dan lainnya. Tiba-tiba membakar ban, apalagi terindikasi narkis. Selaku dunia pendidikan, nanti pimpinan demo akan kita bina dan beri pencerahan," ujarnya.
Terakhir, Eka juga menegaskan bahwa kampus UIN Imam Bonjol Padang memiliki tiga kemegahan, yakni ilmu, ibadah, dan akhlak. Ketiganya harus diboomingkan, dan kampus tidak boleh dipisit dari tiga tersebut. Semua civitas akademika kampsu harus ikut mengawal ketiganya, demi menjaga moralitas kampus.