Jakarta, Gatra.com - Dampak dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di beberapa titik di Indonesia, juga menyebabkan proses belajar mengajar siswa di sejumlah sekolah terganggu.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, mengatakan saat ini ada 7 provinsi yang tergolong mengalami masalah proses kegiatan belajar mengajar akibat Karhutla.
Mendikbud mengatakan, saat ini Kemendikbud tengah berupaya mengatasi permasalahan serupa yang bisa saja terjadi di kemudian hari dengan membangun atau menyiapkan ruang belajar bebas asap. Kemendikbud menyiapkan kemungkinan tersebut jika kondisi Karhutla berangsur terlalu lama.
"Kami segera rapatkan, akan disuapkan atau dibangun yang namanya ruang belajar bebas asap. Sudah ada teknologinya dan sangat sederhana. Itu hasil kerjasama Kemendikbud dengan ITB yang dilakukan tahun 2015 untukk mengatasi kebakaran asap tahun 2018 lalu," ungkap Muhadjir di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Selasa (17/9).
Mendikbud menyebut persiapan ini dilakukan jika nantinya penanganan Kurhutla memakan waktu sampai berbulan-bulan lamanya. Persiapan itu bisa dilakukan dengan ruang belajar bebas asap, yang nanti bisa dibangun secara sederhana dan mempunyai biaya pembangunan yang murah.
“Nantinya teknologi untuk ruang belajar bebas asap ini pada tiap jendela akan diberikan penyaring, ruang kelas akan dipasang kipas angin exhaust untuk mengatur sirkulasi udara. Di dalam ruangan akan diberikan tanaman yang memiliki sumber oksigen,” katanya.
Muhadjir menyebut teknologinya sebenarnya sederhana dan cukup murah. Tiap kelas akan pakai exhaust saja.
“Lalu nanti ada jendela terbuka yang diberi penyaring untuk menyaring partikel yang didalamnya juga terdapat kipas angin untuk sirkulasi udara, lalu ada exhaust yang mengisap udara keluar. Itu otomastis udara luar akan masuk dan melewati pintu yang diberi penyaring," kata Muhadjir.