Home Ekonomi Unsoed Kembangkan Padi Tangguh untuk Lahan Kering

Unsoed Kembangkan Padi Tangguh untuk Lahan Kering

Purwokerto, Gatra.com – Fakultas Pertanian Unsoed (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah terus berinovasi menciptakan varietas-varietas unggul tanaman pangan untuk meningkatkan produksi pertanian di lahan marginal. Dekan Fakultas Pertanian Unsoed DR Anisur Rosyad mengatakan, salah satu yang menjadi fokus perhatian adalah bibit padi. Verietas unggul yang sudah berhasil diciptakan di antaranya padi gogo unggul yang cocok ditanam di ladang, baik sebagai tanaman utama maupun sela serta, Inpago Unsoed I, dan varietas Inpari.

“Bisa untuk tumpangsari,” katanya, dalam kuliah umum yang juga dihadiri oleh Dirjen Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Direktorat Jenderal Perkebunan Kementan RI, DR Agus Wahyudi, MS, Selasa (17/9).

Menurut dia, inovasi yang dilakukan oleh Unsoed, terutama di bidang pertanian, bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Indonesia adalah negara agraris, Tetapi, kata dia, produktivitas pertaniannya sangat masih rendah.

“Kami akan fokus untuk berupaya memecahkan persoalan pertanian di Indonesia. Salah satunya masalah produktivitas yang rendah,” jelasnya. Menurut dia, di luar pengembangan bibit untuk peningkatan produktivitas, Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto juga menngembangkan teknik budidaya pertanian atau teknik hortikutura di wilayah pesisir. Diketahui, banyak wilayah pesisir yang tak digunakan lantaran dianggap bukan lahan produktif.

“Unsoed juga menemukan inovasi dalam produksi gula merah yang ramah lingkungan,” ujarnya. Dia mengemukakan, Unsoed bervisi sebagai Universitas pusat pengembangan pedesaan. Pengembangan tak terbatas pada bidang pertanian, melainkan juga pendidikan, sosial dan budaya.

Dia juga mendorong agar mahasiswa di fakultas pertanian terus berinovasi untuk meningkatkan produktivitas pertanian Indonesia. Ini harus dilakukan lantaran lahan semakin sempit. Satu-satunya jalan untuk meningkatkan produktivitas pertanian adalah dengan peningkatan produksi, baik dengan teknik budidaya maupun inovasi lainnya. “Mahasiswa sekarang berhadapan dengan peluang dan tantangan era industri 4.0,” ucapnya.

399