London, Gatra.com - Seorang ilmuwan menyatakan bahwa lubang ozon di Antartika tahun ini dapat menjadi yang terkecil dalam tiga dekade terakhir. Copernicus Atmosphere Monitoring Service (CAMS) Uni Eropa mengatakan bahwa saat ini kondisinya jauh di bawah setengah dari wilayah yang biasanya terlihat pada medio September.
Seorang pakar CAMS yang berbasis di Reading, Inggris, memproyeksikan tingkat ozon yang stabil, atau sedikit meningkat dalam beberapa hari mendatang. Lalu, siklus produksi dan dekomposisi dalam keseimbangan serta bahan kimia klorin dan bromin yang dilepaskan oleh aktivitas manusia mengakibatkan hilangnya ozon yang paling besar di musim semi Antartika pada bulan September atau Oktober.
Wakil Kepala CAMS, Richard Engelen, mengatakan, ukuran ozon yang kecil ini cukup membawa kabar positif tetapi tidak untuk berpuas diri. Menurutnya, perlu lebih banyak untuk mengetahui hal yang menyebabkan lapisan ozon tersebut mengalami pengecilan.
"Kejadian ini perlu dipandang sebagai anomali yang menarik. Namun tetap harus mencari lebih banyak informasi hal yang sebabkan kejadian langka tersebut," katanya seperti dilansir BBC, Senin (16/9).
Menurutnya, kejadian ini tidak ada kaitannya dengan Protokol Montreal yang ditandatangani oleh pemerintah pada tahun 1987. Protokol tersebut merupakan upaya pemulihan situasi dengan melarang produksi dan penggunaan bahan kimia yang paling merusak. Katanya, ini lebih terkait dengan perubahan iklim meskipun saat ini belum bisa dijelaskan.