Jakarta, Gatra.com - Polri menyebut pihaknya mengalami kendala menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah titik yang ada di Indonesia. Kendala berupa ketersediaan air dari lokasi karhutla.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, selain air, faktor iklim juga mempengaruhi sulitnya pemadaman api.
"Kendalanya adalah air, lokasinya cukup jauh dan memang saat ini kemarau elnino atau kering. Kadar air di hutan-hutan itu sudah sangat langka dan kering. Apalagi di gambut, tingkat kekeringannya itu tinggi," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (16/9).
Polri lanjut Dadi sudah membentuk Satgas penegakan hukum yang terdiri dari sejumlah Polda, yakni Polda Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat.
“Enam Polda itu mengatasi daerah dengan tingkat karhutla yang cukup parah,” katanya.
Dedi mengatakan, titik api paling parah di Sumatera ditemukan di Riau, di Kalimantan ada tiga daerah, yakni Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan. Namun titik api itu kini perlahan menurun.
"Sebenarnya kemarin sudah mengalami penurunan, dari 600 titik api lebih, menjadi 350-400 titik api. Kebakarannya kecil J, tapi jumlahnya cukup banyak," katanya.