Pekanbaru, Gatra.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Gulat Medali Emas Manurung, berharap Pemprov Riau meninjau ulang rencana pengerahan alat berat untuk petani sawit. Menurut Gulat rencana itu sama saja dengan menuduh petani yang membakar lahan untuk land clearing.
"Kita menolak usulan semacam itu, karena itu dapat diartikan menuduh petani sawit yang membuka lahan dengan cara dibakar. Yang dibutuhkan petani sawit dari pemerintah adalah kemauan pemerintah untuk membantu pelepasan kebun sawit petani yang diklaim masuk dalam kawasan hutan," katanya kepada Gatra.com, Senin (16/9).
Adapun usulan pengerahan alat berat diutarakan Gubernur Riau Syamsuar dalam rapat koordinasi penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang digelar pada Sabtu (14/9). Syamsuar menilai selama ini karhutla yang terjadi di Riau disebabkan oleh pembukaan lahan dengan cara dibakar untuk keperluan perkebunan. Oleh sebab itu menurutnya, penyiagaan alat berat merupakan solusi mengurangi tindakan membuka lahan dengan cara dibakar. Sang Gubernur pun menegaskan bahwa usulan tersebut akan diupayakan terakomodir dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2020.
Lebih jauh Gulat menyebut, jika pemerintah bermaksud membantu pengadaan fasilitas untuk meredam karhutla, hal itu bisa dilakukan dengan pembelian mesin robin. Selain hemat, mesin itu juga sangat membantu ketika lahan petani menjadi korban pembakaran.
"Kalau ingin belikan barang, jangan alat berat, bakal hilang satu-satu komponennya nanti. Mending mesin robin, akan sangat berguna. Tapi kalau ditanya apa yang dibutuhkan petani dari pemerintah, ya itu tadi pelepasan kebun petani dari klaim kawasan hutan," tegasnya.
Berdasarkan data Apkasindo, di Riau saat ini ada sekitar 2,2 juta hektar kebun swadaya petani. Dari luasan itu, sekitar 1,2 juta hektar sedang menunggu upaya pelepasan dari klaim kawasan hutan.
"Kendati kita sedang mengupayakan pelepasan lahan kebun di kawasan hutan, Apkasindo tidak akan melakukan hal serupa untuk kebun yang ada di area konservasi," katanya
Sementara itu dalam tinjauan ke lokasi karhutla bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjajanto dan Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo, Kapolri Tito Karnavian mendapati ada lahan kosong yang terbakar. Tito menduga kebakaran itu merupakan tindakan yang sengaja dengan tujuan membuka lahan.