Jakarta, Gatra.com - PBB melalui UNESCO menetapkan pertambangan batubara era kolonial Belanda, Ombilin di Sawahlunto, Sumatra Barat, sebagai warisan dunia kategori budaya pada Juli silam. Kementerian Luar Negeri melaksanakan acara penyerahan sertifikat UNESCO kepada Dirjen Kemendikbud Hilman Farid di Jakarta, Senin (16/9).
"Acara ini sebetulnya sengaja kami gagas, setelah kita mendapat sertifikat dari UNESCO. Meski begitu, Kemenlu cuma sebagai channel, tapi sebetulnya Dirjen Kebudayaan yang bekerja sangat keras. Oleh karena itu, ini merupakan kebanggaan bagi kita semua sebagai bangsa," ucap Dirjen Kerja Sama Multilateral Kemenlu, Febriyan Alphyanto Ruddyard di Jakarta, Senin (16/9).
Febriyan menjelaskan bahwa tambang batubara Ombilin merupakan peninggalan yang luar biasa dari peninggalan kolonial Belanda. "Bahwa ada suatu kolaborasi antara teknologi yang digagas penjajah kita dengan memanfaatkan juga local wisdom. Itu ternyata diapresiasi oleh dunia," tambahnya.
Ia menjelaskan bahwa proses yang dilakukan pemerintah cukup panjang. "Dimulai sejak 2001. Baru dinilai, disepakati, dan ditentukan pada 2019. Jadi cukup panjang dan kerja keras. Bukan kerja-kerja yang sambilan," ujar Febriyan.
Kalau berbicara soal diplomasi ekonomi atau diplomasi politik selalu ada uang dan kekuatan. Sedangkan di ranah diplomasi kebudayaan dengan faktor-faktor budaya yang Indonesia miliki, tidak ada subjek inferior maupun superior.
"Ini merupakan suatu bentuk diplomasi kebudayaan yang bersinergi di mana upaya bersama seluruh bangsa dapat dilakukan bersama-sama. Juga bagaimana kebudayaan kita itu terus dipegang oleh generasi penerus dan selalu relevan untuk ke depan," tambahnya.