Padang, Gatra.com - Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) minta petani agar melakukan inovasi. Pihaknya menyatakan telah melakukan penyuluhan ke petani, agar melakukan inovasi pengelolahan tomat. Sehingga tidak mengalami kerugian seperti kondisi yang tengah dialami baru-baru ini.
"Tomat bisa diolah menjadi saus tomat misalnya. Sehingga tomat tidak membusuk di gudang maupun di pedagang. Tapi kita malah disebut merugikan mereka [petani]. Mereka lebih mendewakan agen. Ya mau tidak mau, kita biarkan kondisinya seperti ini," ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumbar, Chandra di Padang, Senin (16/9).
Menurut Chandra, adanya ketidakpercayaan atas program pemerintah untuk petani menjadi salah satu karakter petani di Sumatera Barat. Akibatnya, ketika petani mengalami kondisi keterpurukan, pemerintah tetap jadi sasaran.
Menanggapi anjloknya harga tomat di tingkat pedagang, karena memang produksi tomat di tingkat petani tengah melimpah dibandingkan musim-musim sebelumnya. Sumbar tercatat memiliki lahan perkebunan tomat sekitar 3.600 hingga 4.000 hektare yang tersebar di Kabupaten Tanah Datar, Agam, Solok, dan sedikit di kawasan pertanian di Kota Padang Panjang. Dari luas lahan itu, ada puluhan ton tomat yang dipanen.
"Sebenarnya hasil panen tomat di Sumatera Barat telah dikirim ke berbagai provinsi tetangga seperti Jambi, Riau, dan daerah lainnya. Sementara di Sumatera Barat sendiri hanya sedikit dipasarkan, karena kebutuhan tomat di daerah kita tidak begitu besar. Anjloknya harga tomat ini ya memang karena produksinya lagi melimpah," sebutnya.