Padang, Gatra.com - Setelah melakukan unjuk rasa selama tiga hari berturut-turut, akhirnya mahasiswa Universitas Negeri Islam (UIN) Imam Bonjol Padang, Sumatra Barat (Sumbar) mencapai titik temu dengan pimpinan pihak kampus.
Kesepakatan itu setelah Ketua Senat UIN Imam Bonjol Padang Saifullah, dan Sekretaris Senat UIN Syafruddin Nurdin, serta anggota melakukan audiensi dengan perwakilan mahasiswa di Ruang Rapat Senat di Gedung Rektorat kampus setempat.
Kita dari pihak kampus sudah bertemu dengan 10 orang perwakilan mahasiswa pada Jumat (13/9). Waktu itu semua mahasiswa itu menyampaikan persoalan, intinya perbaikan sarana prasana dan peningkatan pelayanan akademik, kata Saifullah saat dihubungi Gatra.com, Senin (16/9).
Lebih lanjut Saifullah menyampaikan, Senat UIN Imam Bonjol Padang telah mencatat dan merekam semua tuntutan mahasiwa. Bahkan, pada pertemuan itu pihaknya sesegera mungkin akan mengumumkannya paling lama satu minggu.
"Kami akan mengumumkan perbaikan dan penyediaan beberapa fasilitas kampus, akan diupayakan hingga akhir 2019 sesuai waktu yang ditetapkan," ujar Ketua Senat UIN Imam Bonjol Padang itu.
Sementara sebelumnya, ratusan mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang melakukan aksi unjuk rasa terhadap pimpinan kampus. Aksi itu dilakukan selama tiga hari berturut-turut di depan Gedung Rektorat setempat, dengan menyampaikan 13 tuntutan.
Memasuki hari kedua, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Peduli Kampus itu, menuntut Rektor UIN Imam Bonjol Padang mundur. Pasalnya, rektor tersebut dinilai tidak bisa menyelesaikan permasalahan dan perbaikan fasilitas kampus.
Tuntutan kami kemarin tidak ada kejelasan, dan kami belum puas dengan jawaban yang diberikan pimpinan kampus. Jika tidak mampu memenuhi tuntutan kami, lebih baik turun dari rektor, teriak Koordinator Aksi Muhammad Jalali Alfarizi waktu itu.
Berlanjut pada hari ketiga, aksi unjuk rasa itu terus menggema di kampus Islam terbesar di Sumbar itu. Ratusan mahasiswa tersebut mengancam akan melakukan unjuk rasa, apabila tuntutan mereka tidak digubris pihak kampus.
Pantauan Gatra.com di lokasi waktu itu, mahasiswa berkumpul di depan Kantor Rektorat UIN Imam Bonjol Padang. Ketika menyampaikan aspirasi dan orasinya, mahasiswa juga membakar beberapa ban mobil dan menghambat akses jalan masuk atau ke luar kampus.
Kemudian kedua belah pihak antara mahasiswa dan pimpinan kampus sepakat audiensi atau rapat senat. Hasil rapat itu, telah menghasilkan keputusan yang terbaik bagi mahasiswa termasuk bagi kampus yang bersangkutan. Dengan harapan semua tuntutan mahasiswa bisa terpenuhi.
"Tapi yang terpenting itu UKT harus turun, karena sangat memberatkan. Kemudian, fasilitas kampus, seperti gedung kelas, proyektor, AC, WC, serta fasilitas penunjang lainnya harus diperbaiki secepatnya," ungkap Jalali.
Sementara Rektor UIN Imam Bonjol Padang Eka Putra Wirman menyampaikan, hasil rapat senat itu telah ditemukan keputusan beberapa point dari 13 tuntutan mahasiswa itu. Pengakuannya, sejak dilantik 2015 selalu melaporkan kinerja setiap tahunnya kepada senat kampus.
"Sejauh ini, tidak ada masalah yang ditemukan. Kalau persoalan UKT akan dipertimbangkan bagi mahasiwa keluarga kurang mampu, supaya yang kuliah di UIN Imam Bonjol Padang ini bukan hanya yang sanggup bayar," terangnya.
Selanjutnya, terkait perbaikan fasilitas kampus sudah pernah dibahas sejak 2018 lalu. Hanya saja, pengerjaannya akan dilakukan tahun 2019, dengan alasan butuh proses yang lama. Maka untuk itu, tahun ini lebih dari tiga ribu kursi akan didatangkan.
"Seluruh WC akan diperbaiki termasuk AC di ruangan akan ditambah, serta CCTV juga dipasang. Dengan keputusan ini, semoga mahasiswa bisa menerima dan memberikan kesempatan kampus untuk memperbaiki semuanya," pungkas Eka.