Purbalingga, Gatra.com – Desa Losari, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga bertekad menjadi desa mandiri pada 2020 mendatang. Karenanya, akselerasi pembangunan terutama yang berimbas langsung kepada pendapatan asli desa (PADes) terus digenjot. Salah satunya infrastruktur pendukung pengolahan sampah.
Kepala Desa Losari Harwanto mengatakan, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Pemerintah Desa fokus pada pembangunan infrastruktur untuk mendukung peningkatan PADes. Menariknya, salah satu sumber PADes yang tengah dilirik adalah pengolahan sampah.
Desa ini berkomitmen untuk mengolah sampah menjadi salah satu usaha produktif. Selain untuk mengatasi persoalan sampah, sampah juga dianggap bernilai ekonomi jika dikelola dengan baik.
“Mulai 2020 mendatang, kami berkomitmen melakukan pengelolaan sampah. Selain untuk mengatasi permasalahan sampah di desa, juga untuk mengubah sampah menjadi pendapatan desa,” ucapnya, saat menerima Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi dalam program bupati tilik desa, Minggu (15/9).
Selain unit pengolahan sampah, Pemdes bersama dengan lembaga desa dan masyarakat juga sudah merancang pembangunan lapangan sepak bola yang bertaraf nasional, pariwisata, dan lapangan futsal.
“Semua kegiatan kita laksanakan secara bertahap mulai 2020, kemudian kolam renang dan fasilitas wisata pada 2021, kemudian berikutnya fasilitas lapangan futsal,” katanya.
Harwanto berkeyakinan, jika APBDes Losari meningkat maka Desa Losari yang mandiri bakal segera tercapai. Denga begitu, mulai 2020 nanti harus ada inovasi yang dapat menambah pendapatan desa.
Sementara, Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi yang hadir bersama Ketua DPRD Purbalingga HR Bambang Irawan dan sejumlah pimpinan OPD mendukung berbagai program yang dirancang untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat desa. Namun begitu, Bupati Tiwi menegaskan bahwa pemerintah daerah baru akan memberikan fasilitas pendukung ketika rancangan program itu sudah dilaksanakan.
“Tentu pemda akan memberikan fasilitasi, namun tunjukan dulu kalau masyarakat dan pemerintah desanya benar-benar berkomitmen tinggi pada program yang direncanakan,” tandas Tiwi.
Menurut Tiwi, yang pertama harus dilakukan untuk bisa mengatasi sampah adalah mengubah kebiasaan masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. Sebab, masih banyak masyarakat yang kerap membuang sampahnya di sungai.
“Tentu ini harus menjadi komitmen bersama terlebih dahulu. Pemerintah desa berkomitmen untuk menjalankan upaya pengolahan sampah dan masyarakatnya juga harus berkomitmen untuk tidak membuang sampah sembarangan, namun mau melakukan pemilahan dan pemanfaatan sampah sehingga bernilai ekonomi,” ujarnya.
Dia menjelaskan, saat ini pemkab melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mempunyai program Pos Emas atau Gerakan Pilah Olah Sampah meningkatkan Ekonomi Masyarakat. Melalui program tersebut, pemkab mendorong semua kalangan mampu melakukan pengolahan sampah dari rumah tangga.
“Mungkin nanti pemintaan bantuan kendaraan roda tiga untuk pengangkutan sampah dapat direalisasikan salah satunya untuk pengelolaan sampah di desa Losari,” katanya.