Pariaman, Gatra.com - Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) akan mengusulkan Budaya Hoyak Tabuik menjadi warisan dunia (world heritage) yang dikelola oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organisation (UNESCO) pada 2020.
Wali Kota Pariaman, Genius Umar, mengatakan, Budaya Hoyak Tabuik sudah terdaftar dalam Heritage Nasional dan akan diusulkan ke tingkat UNESCO pada tahun mendatang.
"Budaya Hoyak Tabuik yang sudah dilaksanakan selama ratusan tahun oleh masyarakat Pariaman sudah sepatutnya menjadi warisan dunia," ujar Genius usai prosesi 'anyuik tabuik' ke laut di Pariaman, Minggu (15/9).
Apalagi, lanjut Genius, Pariaman sebagai salah satu kota tujuan wisata di Sumbar akan berdampak langsung dengan ditetapkannya Hoyak Tabuik sebagai warisan dunia.
"Hoyak Tabuik sebagai budaya masyarakat Pariaman harus dilestarikan dan dijadikan sebagai destinasi wisata untuk menarik lebih banyak wisatawan berkunjung," ujarnya.
Dengan tercatatnya Hoyak Tabuik Piaman sebagai salah satu World Heritage, lanjut Genius, akan menjadi daya tarik yang lebih besar bagi wisatawan mancanegara untuk menyaksikan secara langsung kemeriahan pelaksanaan Pesona Hoyak Tabuik.
"Hoyak Tabuik Piaman merupakan core event pariwisata nasional dan merupakan salah satu kekayaan budaya Minangkabau," katanya.
Perayaan budaya lokal yang sudah berlangsung puluhan tahun ini untuk memeringati gugurnya Imam Husain yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau di daerah pantai Sumatra Barat, khususnya di Kota Pariaman.
Adapun rangkaian kegiatan Budaya Tabuik di antaranya maambiak tanah, maambiak batang pisang, turun panja, maantam, maarak jari-jari, maarak saroban, tabuik naiak pangkek, hoyak tabuik, dan yang terakhir tabuik dibuang (puncak tradisi).
Tabuik berbentuk patung seekor burak (kuda berkepala manusia perempuan yang memiliki dua sayap dan ekor yang lebar). Di punggungnya terdapat peti dengan hiasan-hiasan yang cantik dengan sebuah payung kertas di puncaknya. Semua patung ini terbuat dari rangka bambu, rotan, dan kayu. Kemudian dihias dengan kain dan kertas warna-warni. Setiap tahun ada dua tabuik setinggi 12 meter yang dikeluarkan ke tengah kota pada 10 Muharam.