Jakarta, Gatra.com - Ketegaran jelas menggambarkan sosok Ni Luh Erniati, salah satu keluarga korban Bom Bali I yang telah berdamai dengan peristiwa memilukan itu. Ni luh mengaku telah memaafkan para pelaku aksi terorisme itu, meski suaminya, I Gede Badrawan, tewas dalam peristiwa naas yang terjadi pada 12 Oktober 2002 silam.
"Awalnya tentu berat. Saya selalu menangis, meratap, sampai hilang arah. Kemudian saya melakukan konseling. Dari situ saya merasa, menangis tidak dapat mengubah keadaan. Saat mengikuti konseling itu saya merasa lebih baik. Saya merasa harus berjalan ke depan. Apalagi saya masih memiliki anak kecil saat itu," ungkap Ni Luh saat menghadiri peringatan Bom Kuningan, di kawasan Cikini, Jakarta, Minggu (15/9).
Karena tekad kuatnya untuk melanjutkan hidup, Ni Luh kemudian memutuskan bergabung dengan Aliansi Indonesia Damai (AIDA). Organisasi inilah yang banyak memberikan pengaruh positif baginya. Ni Luh pun bertekad untuk menjadi penyintas, bukan sekadar korban.
Suatu hari ada program AIDA yang mempertemukan korban dengan pelaku pemboman. "Saya kemudian bertemu mantan pelaku Bom Bali I, namanya Ali Fauzi, adiknya Amrozi. Perasaan saya saat itu berkecamuk, apalagi saat pertama kali bicara dengan Fauzi dia nampak cuek dan merasa tidak bersalah," kenangnya.
Tapi rasa marah dan kecewa Ni Luh terhadap Fauzi berubah saat Fauzi menjelaskan sebabnya melakukan pemboman itu, dalam sebuah forum. Ni Luh pun meyakini apa yang dilakukan Fauzi merupakan kekhilafannya sebagai manusia biasa.
"Saya yakin dia pun tidak mau melakukan itu, tapi karena perintah dia tidak bisa menolak. Di situlah saya merasa berada dalam titik balik hidup saya untuk memaafkan dan berdamai dengan masa lalu saya," sambung Ni Luh.
Dia mengaku, setelah melalui proses dan dengan dukungan AIDA, saat ini ia mampu bangkit dari keterpurukan. Ni Luh bahkan sudah beberapa kali mengunjungi keluarga Fauzi. "Sekarang saya akrab dengan keluarganya Fauzi, apalagi anaknya. Sudah dekat sekali. Anak saya bahkan ingin sekali bertemu dengan anaknya Fauzi," tuturnya.
Kini Ni Luh bersama AIDA terus berupaya mengkampanyekan perdamaian, dan mendukung para korban terorisme menjadi penyintas survival.