Sleman, Gatra.com – Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengatakan isu keberadaan polisi "Taliban" di KPK merupakan indikasi jelas upaya untuk memecah lembaga anti-suap itu dari dalam. Isu tersebut berkembang di media sosial untuk menuding KPK disusupi petugas dengan paham radikal.
“Saya katakan itu adalah style untuk memecah KPK. Empat tahun di sana saya paham dalamnya KPK dan saya senang dikritik,” kata Saut di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (14/9).
Sebagai orang yang telah 30 tahun berkecimpung di bidang intelijen, Saut yakin isu itu berasal dari orang-orang yang kepentingannya terganggu dengan kebijakan dan keputusan KPK. Jika masih berkecimpung di bidang intelijen, mantan staf ahli Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) menyatakan berani memberikan analisis intelektual mengenai isu itu.
Namun, sebagai Wakil Ketua KPK dan penegak hukum, Saut menjelaskan dirinya tidak bisa bicara sembarangan atas beredarnya isu itu. “Kami tidak menganggap isu itu diembuskan untuk menggegeroti kepercayaan publik terhadap KPK. KPK tidak mempan digerogoti dan saya pastikan kami di dalam sudah stabil,” katanya.
Saut juga mengatakan di akhir masa periode jabatan, pimpinan KPK sepakat untuk membangun internal KPK lebih baik sehingga pada Januari 2020 pimpinan KPK baru bisa langsung bekerja.
Pimpinan KPK periode ini akan memberi penjelasan kepada pimpinan KPK periode 2019-2023 mengenai medan perang korupsi Indonesia. “Kondisi mengenai medan perang korupsi sudah dipahami oleh Pak Firli (Firli Bahuri, Ketua KPK 2019-2023) karena beliau sudah 1 tahun 20 bulan bertugas di KPK. Tinggal beliau mengubah gaya dan nilai intergritas sesuai gayanya,” jelasnya.
Saut juga meminta persoalan mengenai terpilihnya Firli sebagai Ketua KPK tidak usah diperpanjang lagi. Menurutnya, keputusan terpilihnya Firli sudah final, kecuali jika DPR mengadakan sidang paripurna untuk mengambil mandat.
Namun, kata Saut, pencabutan mandat dari Firli oleh DPR mustahil terjadi. “Saya optimis Pak Firli akan bekerja dengan baik. Saya tahu itu. Akan banyak kemajuan,” ujarnya.
Di akhir wawancara dengan wartawan, Saut menegaskan sekali lagi kepercayaannya bahwa siapapun yang memimpin KPK harus memiliki intergritas untuk bisa bertahan. “Saya juga pastikan, surat pengunduran diri saya yang sudah tersebar, bukan karena terpilihnya Pak Firli. Ada banyak yang mendasarinya,” katanya.