Jakarta, Gatra.com - Putri Almarhum Presiden ke-4 RI Abdurahman Wahid Zannuba Ariffah Chafshoh atau Yenny Wahid melakukan advokasi terhadap enam mahasiswa asal Papua yang ditahan di Mako Brimob. Ia berharap, mereka segera dibebaskan. Saat ini, Yenny Wahid menyebut, sedang mencari penjamin tokoh asal Papua agar penahanan terhadap enam mahasiswa itu bisa ditangguhkan.
"Sampai saat ini kita masih melakukan advokasi, mendampingi mereka, prosesnya sampai dimana kita mencari penjamin. Semoga bisa segera ada solusi yang lebih baik lagi," kata Yenny Wahid kepada wartawan selepas menemui mahasiswa asal Papua di kediamannya di Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat malam (13/9).
Yenny menuturkan, kondisi mahasiswa Papua yang ditahan di Mako Brimob Kelapa Dua Depok dalam kondisi baik. Namun, ada dua mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi dan tesis, sehingga perlu segera dibebaskan.
"Kondisinya Alhamdulillah baik, cukup semuanya, diberi makanan, pakaian yang cukup, banyak ngeluh, banyak nyamuk. Mereka minta dikirim buku, tetapi tentunya sangat berharap agar bisa segera keluar, satu masih skripsi, satu masih tesis, mereka tentu gelisah sekali," ujar Yenny.
Ia juga berterima kasih kepada pihak kepolisian yang telah memberikan kesempatan padanya untuk menjenguk dan mengadvokasi keenam mahasiswa. "Sudah datang ke sana. Ini kan memang bukan tempat umum, saya tidak tahu proses yang lain. Mungkin karena dari keluarga Gus Dur, jadi dimudahkan," kata Yenny.
Sebelumnya, enam mahasiswa asal Papua dan Papua Barat ditahan oleh Polda Metro Jaya di Mako Brimob. Enam mahasiswa itu ditahan setelah mengibarkan bendera Bintang Kejora dalam sebuah demonstrasi di depan Istana Negara, Rabu (28/8).
Keenam orang yang ditahan ialah Dano Tabuni, Charles Cossay, Ambrosius Mulait, Isay Wenda, Ketua Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) Surya Anta Ginting dan Wenebita Wasiangge.