Padang, Gatra.com - Kualitas udara di Sumatera Barat (Sumbar) dinilai semakin buruk. Kondisi udara diambang batas normal itu akibat banyaknya kabut asap di provinsi itu. Setidaknya ada 12 titik api yang tersebar di wilayah Sumbar.
"Kondisi udara kita semakin memburuk dalam beberapa hari terakhir. Ditambah lagi cuaca di Sumbar saat ini sedang kemarau. Ada 12 titik api di daerah kita ini," kata Wagub Sumbar Nasrul Abit di Padang, Sumbar, Jumat (13/9).
Menurut Nasrul, kabut asap ini bukan hanya berasal dari Sumbar, tapi juga akibat kebakaran hutan di provinsi tetangga, terutama dari Riau dan Jambi. Berdasarkan informasi yang dia dapat, tercatat ada 177 titik panas di Provinsi Riau dan 306 di Jambi.
Apalagi secara geografis, Sumbar berada di tengah-tengah kedua provinsi tersebut. Akibatnya, asap dampak dari kebakaran hutan di Riau dan Jambi mengumpul di Sumbar karena ditiup angin.
“Tapi kabut asap yang sekarang ini akibat kebakaran hutan di Jambi dan Riau. Mudah-mudahan dalam waktu dekat terjadi hujan dan badai mengarah ke arah timur, sehingga udara kembali bersih,” ujar mantan Bupati Pesisir Selatan itu.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Sumbar, Erman Rahman, membenarkan adanya titik api di Sumbar. Menurutnya, dari 12 titik api di Sumbar itu tersebar di beberapa kabupaten, seperti Tanah Datar, Dharmasraya, Limapuluh Kota, dan Pesisir Selatan.
Menurur Erman, 12 titik api di Sumbar itu 90% telah padam dan saat ini masih dalam proses pendinginan. “Luasnya 12 titik itu sekitar 20 hektare. Makanya kami mengimbau, agar masyarakat tidak membakar hutan sembarangan atau lalai saat menghidupkan api,” kata Erman.
Sedangkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumbar, Siti Aisyah, mengatakan, pada 10 September 2019 kemarin partikel debu atau particulate matter (PM) 10 di Padang tercatat hanya 25mg/m3. Namun sejak sehari yang lalu melonjak drastis menjadi 96 mg/m3.
Ia memperkirakan kondisi udara di daerah perbatasn lebih parah lagi. Terutama daerah Sumbar yang berbatasan dengan Provinsi Riau, seperti Limapuluh Kota, Pasaman, dan yang berbatasan dengan Jambi yakni Solok, Dharmasraya, dan Sijunjung.
"Kabut ini bukan hanya asap saja, tetapi partikel debu lebih besar dari 96 mg/m3, untuk mengetahuinya masyarakat bisa melihat alat pemantau yang terpasang di kantor gubernur," ujarnya.
Pemerintah Provinsi Sumbar mengimbau agar siswa tidak melakukan aktivitas di luar ruangan, seperti olahraga, upacara, dan lainnya. kalaupun terpaksa untuk melakukan kegiatan di luar, harus menggunakan masker agar tidak berefek terhadap kesahatan.
Reporter: Wahyu