Siak, Gatra.com - Tiga hari lagi, 40 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Siak bakal menjalani pengambilan sumpah dan janji jabatan.
Dan di saat itu pula, masing-masing wakil rakyat ini akan kebagian pin emas 23 karat seberat 5 gram. Pin itu dianggarkan oleh Pemerintah Kabupaten Siak pada APBD murni 2019 dan dikerjakan oleh CV Tuah Sehati.
Sekretaris DPRD Siak, Amrul, mengatakan pin tadi akan menjadi tanda pengenal para anggota dewan. Baik petahana maupun pendatang baru kebagian.
"Yang terpilih untuk periode 2019-2024 tetap dapat. Totalnya 40 buah," kata Amrul kepada Gatra.com Jumat (13/9).
Amrul mengaku tidak mengingat berapa total duit yang habis untuk membikin pin itu. Sebab semuanya kata dia ditangani oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).
Dari penelusuran Gatra.com di lpse.siakkab.go.id, total anggaran pin emas itu sebesar Rp199.320.000,00 meski pagu anggaran pengadaan pin berlogo DPRD itu mencapai Rp331.200.000,00.
Gara-gara pin inilah kemudian membikin tokoh muda Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Siak, Rolis Mukhtar kecewa kepada Pemkab Siak.
Sebab menurut dia, untuk membikin pin DPRD, duit ada. Tapi giliran untuk mensupport LAMR Siak, duit enggak ada. "Sejak tahun 2015, tak ada lagi dianggarkan oleh Pemda Siak dana untuk LAMR. Kalau kita tanya kenapa enggak ada, kita malah dioper sana-sini, dibilanglah tak ada anggaran, LAMR di bawah Dinas Pendidikan Siak, macam-macam lah," kata Rolis kepada Gatra.com.
Semestinya kata Rolis, embel-embel Siak sebagai pusat Budaya Melayu Riau mestinya telah bisa membikin Pemkab Siak mementingkan keberadaan LAMR Siak.
Julukan 'Negeri Istana' dan desa yang bernama kampung semestinya bisa menjadi alasan kalau lembaga adat teramat penting dan berpegaruh.
"Tapi yang ada kan, kita seperti anak tiri. Dibilang pula anggaran kita di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Siak. Ini yang membikin kami heran, LAMR di bawah dinas, tidak berdiri sendiri," katanya.
Rolis sangat berharap Pemkab Siak bisa menselaraskan antara julukan daerah dan keberadaan LAMR Siak tadi, jangan malah julukan itu hanya sekadar slogan.
Dan kepada wakil rakyat yang baru dilantik, Rolis berharap mau segera action membikin terobosan supaya LAMR dipentingkan oleh Pemkab Siak.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak, Lukman, mengamini kalau tahun ini LAMR Siak tidak kebagian anggaran. Persoalannya bukan lantaran tidak ada duit.
Tapi kata Lukman, sejak ada aturan dari pemerintah pusat yang tidak memperbolehkan Pemda mengucurkan anggaran untuk organisasi kemasyarakatan, sejak saat itulah tak ada lagi anggaran untuk LAMR Siak.
"Kalau ditanya alasan detilnya kenapa, saya tidak tahu. Tapi yang jelas, sejak ada aturan itu anggaran LAMR Siak sudah ditiadakan," katanya.
Reporter: Sahril Ramadana