Jakarta, Gatra.com - Jaksa Agung, Muhammad Prasetyo, menanggapi biasa atas gagalnya calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang berasal dari Kejaksaan Agung.
Prasetyo tak permasalahkan kembali kosongnya perwakilan korps Adhyaksa di komisioner KPK periode mendatang. Pasalnya, di sana sudah banyak jaksa asal Gedung Bundar yang mengabdi bersama Komisi Antirasuah.
Baca juga: KPK Beberkan Kronologi Pelanggaran Firli Bahuri
"Ya enggak apa-apa, kan kita kan punya 90 lebih di situ mereka yang bekerja di sana untuk kasus yang ditangani KPK," ujar Prasetyo di Kejagung, Jakarta, Jumat (13/9).
Dari 10 nama yang disodorkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada DPR, hanya ada satu nama yang berasal dari Kejaksaan yakni Johanis Tanak yang saat ini menjabat sebagai Direktur Tata Usaha Negara pada Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara Kejagung. Namun Tanak gagal mendapatkan atensi dari Komisi III DPR karena tak mendapat satu suara pun.
Diketahui, Komisi III DPR telah memilih lima orang komisioner baru KPK periode 2019-2023. Irjen Pol Firli Bahuri didapuk sebagai ketua setelah meraih suara terbanyak. Adapun wakil ketunya terdiri dari Alexander Marwata, Nawawi Pomolango, Nurul Ghufron, dan Lili Pintauli Siregar.
Baca juga: Ini Kata Polri soal Pelanggaran Etik Berat Ketua KPK Firli
Prasetyo berharap dengan terpilihnya pimpinan baru, ke depannya KPK dan Kejagung dapat berkoordinasi lebih baik dalam pemberantasan dan pencegahan korupsi.
*KPK harapan kita dari Kejaksaan bisa lebih bisa diajak berbicara untuk memberantas korupsi bersama-sama dan mencegah korupsi bersama-sama," ujarnya.