Jakarta, Gatra.com - Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) serta Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) meningkatkan kerjasama dalam deteksi, pencegahan, penanggulangan zoonosis (penyakit hewan yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya) dan penyakit infeksi baru (PIB) di Indonesia.
Kerjasama ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2016 melalui Program EPT-2 (Emerging Pandemic Threat fase 2) dan fokus pada kegiatan untuk mengurangi dan mengendalikan ancaman terhadap keamanan kesehatan Indonesia, baik kesehatan masyarakat, kesehatan hewan, maupun kesehatan lingkungan/satwa liar.
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Kementan, I Ketut Diarmita mengungkapkan ada enam prioritas program EPT-2 diantaranya sistem surveilans yang kompeten untuk zoonosis dan PIB, pencegahan dan pengendalian penyakit zoonosis dan PlB dengan fokus one health, pengurangan risiko komersial pada peternakan unggas, pengurangan risiko di sepanjang rantai nilai unggas, pembangunan kapasitas one health, dan peningkatan sistem kesiapsiagaan darurat dan respon untuk zoonosis dan PIB.
Ketut mengungkapkan program EPT-2 melahirkan berbagai capaian seperti tersedianya biosecurity officer (petugas keamanan hayati) diseluruh laboratorium veteriner si lingkup PKH, terciptanya sistem influenza virus monitoring (IVM) online, bahan ajar one health, dan program resistansi anti mikroba (AMR).
"Kementerian Pertanian sendiri sangat serius dalam menangani zoonosis dan PIB antara lain dengan diterbitkannya Permentan 237/2019 tentang Penetepan Zoonosis Prioritas dalam merespon Instruksi presiden Nomor 4 tahun 2019 tentang Peningkatan Kemampuan dalam Mencegah, Mendeteksi dan Merespon Wabah Penyakit, Pandemi Global, Kedaruratan Nuklir, Biologi, dan Kimiawi," terangnya pada Kamis (12/9) di Hotel Grand Kemang, Jakarta.
Wakil FAO Indonesia, Stephen Rudgard menyatakan bahwa Indonesia adalah contoh sukses dalam upaya pencegahan, pendeteksian, dan penanganan ancaman zoonosis global dengan menginisiasi dan melembagakan kerjasama lintas sektoral melalui pendekatan One Health.
Keberhasilan Indonesia di mata dunia dalam menangani ancaman penyakit zoonosis juga mendapat perhatian besar dari Pemerintah, khususnya Presiden, dengan diterbitkannya Instruksi Presiden (Inpres) No. 4 tahun 2019 yang mengatur tentang Peningkatan Kemampuan dalam Mencegah, Mendeteksi, dan Merespons Wabah Penyakit, Pandemi Global, dan Kedaruatan Nuklir, Biologi, dan Kimia, ujarnya.
Sambungnya, Ia mengungkapkan bahwa seluruh tim FAO Indonesia merupakan orang Indonesia dan dibantu oleh sedikit konsultan asing.
Wakil Direktur USAID Indonesia, Ryan Washburn, mengakui peran Pemerintah Indonesia, terutama Kementerian Pertanian, atas langkah- langkah penting dalam pelaksanaan pendekatan One Health secara konsisten.
"Pemerintah AS melalui USAID telah bermitra selama lebih dari 13 tahun untuk meningkatkan kemandirian Indonesia dalam pencegahan dan pengendalian penyakit," terangnya.
Meskipun masih menjadi hotspot (titik panas) penyakit di kawasan ini, namun Ia menambahkan komitmen Indonesia dalam penerapan pendekatan One Health telah meningkatkan kemampuan Indonesia dalam melakukan pencegahan, deteksi, dan respons.
"Kami gembira bisa merayakan keberhasilan ini sebagai bagian dari peringatan 70 tahun hubungan AS- Indonesia," pungkasnya.