Lombok Barat, Gatra.com- Dampak kekeringan di Lombok Barat (Lobar) menyebabkan ratusan hektar lahan tanaman padi dan palawija gagal panen, sehingga dikhawatirkan berpengaruh terhadap produksi pertanian di Lobar. Apalagi musim kemarau masih terjadi hingga akhir bulan ini. Bahkan diprediksi ada daerah yang rawan dilanda kekeringan lebih panjang akibat dilanda hari tanpa hujan (HTH).
“Luas lahan yang terkena puso khusus padi mencapai 10 hektare. Sedangkan yang lain, tanaman palawija yang terkena gagal panen. Untuk tanamaan jagung, paling banyak yang gagal panen ada di Sekotong dan Lembar mencapai 84 hektare. ‘’Gagal panen ini dipicu kekeringan. Daerah terdampak berada di areal tadah hujan, sehingga tanaman yang gagal panen ini sulit sekali diselamatkan,” kata Kepala Dinas Pertanian Lobar Muhur Zokhri di Lombok Barat, Kamis (12/9).
Dikatakan, akibat kekeringan ini, tentu berdampak terhadap penurunan produksi. Hanya saja ia mengklaim, dampaknya tidak terlalu signifikan, sebab masih ada belasan ribu hektare lahan yang berproduksi secara normal. “Ya ada pengaruhnya terhadap produksi, tapi tidak signifikan jika melihat luas lahan yang terkena dampak kekeringan ini,” terangnya. Menurutnya, bagi petani yang posisinya berada di daerah rawan kekeringan, diharapkan supaya memilih jenis tanaman dan varietasnya.
Terkait prediksi HTH di wilayah Lobar, menurut dia ada beberapa titik yang dikhawatirkan, sehingga perlu menunggu informasi dari BMKG. “Ini tunggu tunggu informasi dari BMKG.