Siak, Gatra.com - Tangsi Belanda dan Jembatan Kupu-Kupu di kawasan Mempura itu sudah dibikin cantik oleh Pemerintah Kabupaten Siak, Provinsi Riau.
Soalnya, pada Tour de Siak tahun ini, rute balap sepeda internasional itu bakal dibelokkan ke sana. Menjadi rute baru pada lintasan Siak-Mempura-Dayun-Siak sepanjang 128 ilometer.
Tapi sayang, keindahan rute tadi bakal tak jadi dinikmati oleh pebalap pada 19-22 September mendatang lantaran semakin hari, kabut asap (jerebu) pekat akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau semakin menyelimuti wilayah Siak.
Kalau iven ini gagal, maka kejadian 2015 silam terulang lagi. Waktu itu, iven tahunan ini akan digelar di bulan September, tapi lantaran kabut asap, molor menjadi Desember.
Bupati Siak, Alfedri, tak menyangkal kalau helat itu bakal batal digelar. "Kayaknya kejadian 2015 lalu bakal terulang lagi tahun ini. Kita tengoklah sampai H-2, kalau kabutnya masih saja tebal, terpaksa ditunda," kata Alfedri kepada Gatra.com Kamis (12/9).
Tadinya, untuk mensukseskan acara yang baru akan kali kedua masuk dalam kalender United Cycling International (UCI) itu, paniti sudah membikin rencana seperti ini;
Duit yang bakal dihabiskan untuk TdS tahun ini mencapai Rp3,7 miliar. Berkurang sekitar Rp500 juta dibanding anggaran tahun lalu.
Lalu untuk memperebutkan total hadiah Rp745 juta, sekitar 13 tim pebalap sepeda dari dalam dan luar negeri akan melahap lintasan sejauh 542 kilometer.
Lintasan yang diwarnai pemandangan indah jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah dan jembatan Sultan Abdul Djalil Rachmand Syah itu dibagi dalam empat etape. Etape I itu tadi, rute Siak-Mempura-Dayun-Siak sebanyak 2 lap dengan jarak 128 Kilometer.
Lalu etape II satu lap dengan rute Siak-Bungaraya-Sungai Apit-Siak dengan jarak tempuh 114 Kilometer. Terus, etape III dengan rute Siak–Dayun–Buatan–Siak sebanyak 2 lap dengan jarak tempuh 160 Kilometer.
Dan terakhir etape IV Siak City Race sebanyak 8 lap dengan jarak tempuh 140 kilometer.
Sebetulnya, Pemkab Siak sudah berusaha gimana caranya supaya karhutla di Siak bisa berkurang. Lalu usaha untuk membikin hujan supaya turun pun sudah.
Upaya itu misalnya dengan melakukan salat istisqa (salat minta turun hujan) di Lapangan Tugu depan Istana Siak pada Rabu (11/9) meski sampai hari ini belum ada tanda-tanda hujan akan turun.
Reporter: Sahril Ramadana