Home Ekonomi SMI Sebut Perekonomian Global Masih Belum Juga Membaik

SMI Sebut Perekonomian Global Masih Belum Juga Membaik

Jakarta, Gatra.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan, perekonomian ke depan masih diselimuti ketidakpastian. Menurutnya, ketidakpastian yang sedang membayangi seluruh dunia di antaranya perang dagang dan proteksionisme, Brexit, fluktuasi harga komoditas, dan modernisasi pertumbuhan Cina. Selain itu mengenai keamanan, geopolitik, dan perubahan iklim.

"Tantangan tidak mudah. Banyak media menulis akan terjadi resesi. Di Twitter, Trump memengaruhi ekonomi global. Negara dengan size ekonomi besar akan berdampak pada dunia. Cina dan AS [merupakan] negara besar," kata Sri Mulyani kepada wartawan di Djakarta Theater, Jakarta, Kamis (12/9).

Apalagi, kata Sri Mulyani, perang dagang antara Cina dan Amerika Serikat (AS) berdampak kepada tingkat permintaan dunia. Terlebih, moderasi pertumbuhan Cina juga memberikan tekanan pada neraca perdagangan Indonesia, mengingat Tiongkok merupakan mitra dagang utama.

Brexit akan mempengaruhi prospek perdagangan Eropa dan Inggris, sehingga bisa memberikan sentimen negatif di pasar keuangan global. "Dampaknya ke Indonesia, tentu akan memberikan risiko pada neraca perdagangan, penerimaan negara, dan subsidi," jelasnya.

Maka dari itu, menurut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini, pemerintah saat ini sedang berupaya mengalokasikan belanja yang berkualitas, pelebaran fiscal space, dan pengendalian risiko APBN yang sehat dan berkelanjutan.

"Hal ini harus jadi peta kita. Itu kenapa pentingnya mendesain policy untuk bisa dilakukan secara seimbang, antara kebijakan fiskal nonfiskal," tuturnya.

Selain itu, Sri Mulyani menambahkan, reformasi regulasi harus terus dilakukan, terutama di sektor penerimaan negara. Hal ini masih banyak ditemukan undang-undang (UU) lama, sehingga ada beberapa yang dianggap sudah tidak lagi relevan.

"Reform penerimaan negara ini jadi isu berkelanjutan. Masyarakat sekarang butuh kepastian, cepat, [dan] transparansi. Bagaimana bisa menangkap dan meng-adjust keinginan masyarakat. Kita gunakan teknologi, kita mereformasi tata kelola bisnis dan update SDM," tuturnya.

 

94