Jakarta, Gatra.com - Menteri Riset Teknologi dan Pendidkan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, capaian publikasi Indonesia saat ini sedang mengalami lompatan signifikan. Terbukti dengan peringkat Indonesia yang menduduki peringkat terasat publikasi di ASEAN.
Menurutnya, selama 20 tahun, Indonesia hanya menunjukan capaian stagnan yaitu berada di peringkat 4 dan tidak pernah masuk tiga besar ASEAN. Namun baru di periode ini, Indonesia berhasil menjadi raja publikasi di ASEAN. Hal ini mengalahkan Malaysia yang berada di posisi ke-2.
“Tahun ini Indonesia sudah menjadi nomor satu di ASEAN untuk publikasi. Bahkan tingkat growth rate [Pertumbuhan] itu. Kita berada di nomor satu dunia. Nah, yang sekarang sedang kami dorong, untuk memetakan riset ke depan,” ucap Nasir saat ditemui di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Kamis (12/9).
Sebagao pemetaan riset, Nasir telah menginstruksikan Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti untuk melakukan hal itu. Nasir mengatakan, pemetaan harus dimulai dari riset dasar, riset terapan, dan riset pengembangan.
Nantinya, menurut Nasir, riset yang telah masuk pemetaan pengembangan akan diteruskan kepada industri. Selama ini, riset hanya berhenti sampai riset dasar, sehingga itu dinilai tidak cukup untuk ditingkatkan menghasilkan inovasi.
“Kalau kita bisa menghasilkan inovasi, Harapannya nanti bisa dihilirisasi ke industri. Saya minta riset ke depan. Jangan hanya common sense, tetapi inovasi juga harus bersumber pada kebutuhan industri dan masyarakat,” ujar Nasir.