Larantuka, Gatra.com - Bupati Flores Timur, Antonius Gege Hadjon, Rabu (11/9) membuka Festival Lamaholot ke dua di Desa Bantala,Kecamatan Lewolema, 15 kilometer arah Barat Kota Larantuka. Dalam sambutannya Bupati Antonius mengapresiasi dan berterima kasih kepada Pihak Kementrian Pendidikan dan Kebudayan yang memasukkan Festival Lamaholot dalam 20 titik platform Indonesiana.
"Saya atas nama rakyat Flores Timur berterima kasih kepada Pak Menteri Pendidikan yang telah memasukan Festival Lamaholot dalam 20 titik platform Indonesiana untuk kedua kalinya," kata Antonius Hadjon.
Lebih lanjut Bupati Antonius mengatakan, adanya festival ini memberi dampak budaya yang cukup berarti bagi masyarakat. Karena dengan adanya kemajuan tehnogi saat ini, membuat banyak hal yang berkaitan dengan budaya lokal daerah mulai ditinggalkan
"Dari sisi budayan masyarakat mulai kehilangan arah kemana harus melangkah. Namun dengan adanya festival ini akan memberikan ruang kepada masyarakat untuk menggali kembali beragam nilai -nilai budaya berharga peninggalan nenek moyang," ujar Antonius.
Dia menekankan agar melalui festival yang juga ikut difasilitasi Pemerintah pusat ini, dapat membantu, memotivasi mayarakat Flores Timur untuk kembali membangkitkan budaya kebanggaan peninggalan leluhur. "Faktanya, dalam acara ini sejumlah budaya seperti tarian tradisional dan lainnya yang sudah dilupakan kembali ditampilkan. Padahal generasi sekarang sudah banyak yang tidak tahu dan baru melihatnya dalam festival ini," jelas mantan Wartawan Pos Kupang ini.
Karena itu dia meminta masyarakat Flores Timur untuk kembali melestarikan budaya peninggalan leluhur ini. "Saya minta masyarakat pada setiap Desa di Flores Timur mulai sekarang mulai menggali kembali budaya-budaya seperti tari-tarian maupun permainan tradisional untuk dilestarikan. Saya akan keluarkan edaran kepada semua Kepala Desa dan Camat menggali dan menata kembali budaya -budaya ini," tandas Antonius Hadjon.
Karena sesuai visi misi yang ada, sebut Antonius Hadjon, adalah membangun dari Desa ke kota. "Desa menjadi fokus pembangunan. Tidak hanya soal pembangunan sarana dan prasarana, tetapi pariwisata sebagai lokomotif pembangunan harus digenjot. Dan satu yang utama adalah soal budaya-budaya berharga dan bersejarah peninggalan leluhur. Dan syukur karena dalam festival budaya Lamaholot ini sebagian budaya kembali diatraksikan," katanya.
Menjawab pertanyaan Gatra.com usai pembukaan soal Festival Lamaholot masuk 20 titik platform Indonesiana, dia mengatakan semua ini diperoleh melalui pendekatan dengan pihak Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. "Yang jelas selain melalui permohonan, juga pendekatan. Namun tidak serta merta diterima. Tim Kementerian datang ke Flores Timur, survei dan hasilnya memenuhi syarat sesuai data yang ada pada proposal kami. Dengan hasil itu baru Festival Lamaholot dimasukan dalam platform Indonesiana," jelas Antonius Hadjon.
Sementara itu Staf Ahli Manteri Pendidikan James Modouw mengatakan, platform Indonesiana merupakan kebanggan bersama karena mampu menyatukan berbagai beragam elemen suku di Indonesia. "Festival budaya Lamaholot yang masuk 20 titik platform Indonesiana ini memperkokoh persatuan dan keharmonisan bangsa. Ini harus terus kita pupuk mengingat saat ini ada pihak tertentu yang mencoba mengganggu persatuan dan keharnonisan bangsa. Dan syukur karena masyarakat kita sama sekali tidak terpengaruh dengan gangguan ini," katanya.