Kebumen, Gatra.com – Bentrokan antara warga dengan TNI terjadi di Desa Brecong, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Rabu (11/9). Dalam insiden ini sedikitnya 16 warga terluka.
Sekretaris Urut Sewu Bersatu (USB) Widodo Sunu Nugroho mengatakan 15 orang terluka karena pukulan, tendangan dan kekerasan lainnya, adapun satu korban lainnya terluka akibat tembakan peluru karet.
“Kejadiannya di Desa Brecong. Tadi pagi, masyarakat ke lokasi. Masyarakat sehari-hari juga berada di lokasi, karena petani kan,” katanya.
Dia menjelaskan, bentrok terjadi saat ratusan warga menolak pemagaran lahan oleh TNI di Desa Brecong. Ketiga desa tersebut yakni, Desa Entak, Desa Brecong dan Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren.
“Melihat aktivitas pemagaran, warga mendekati lokasi. Tapi kemudian, dari pihak TNI, dengan peralatan lengkap, dengan senjata laras panjang, dan dengan baju anti-huru-hara, itu mereka mengusir masyarakat,” ucapnya.
Menurut dia, lahan tersebut merupakan milik warga yang lantas diklaim oleh TNI. Kemudian TNI mengusir warga denngan kekerasan dan tembakan. Akibatnya belasan wwarga terluka.
“Dengan pukulan, ada yang diinjak juga, kemudian juga ada yang tertembak peluru karet,” ujarnya.
Sunu mengemukakan, seusai bentrok, warga kemudian berdemonstrasi ke Pendopo Bupati Kebumen untuk mengadu ke Bupati Kebumen. Mereka ditemui oleh Bupati Kebumen, Yazid Mahfudz.
Dalam kesempatan itu, Yazid sempat mengeluarkan statemen bahwa pemagaran harus dihentikan. Tetapi, saat dimintai surat tertulis, Yazid tidak bersedia dengan alasan belum berkonsultasi dengan Bagian Hukum Setda Kebumen.
“Belum mau karena akan konsultasi dulu dengan bagia hukum,” ucapnya.
Sunu mengemukakan, pulang dari Pendopo Bupati, warga tak lantas pulang ke rumah. Mereka mendirikan Posko Urut Bersatu di Kecamatan Buluspesantren. Ratusan warga tiga desa juga masih bertahan di Posko Urut Sewu. Terkini, kondisi masih tegang.