Solo, Gatra.com – Mobil Esemka 'Bima' diluncurkan secara resmi oleh Presiden Joko Widodo pada Jumat (10/9). Banyak pihak berharap agar mobil ini dapat diterima di pasaran, termasuk dari inisiator mobil Esemka, Sukiyat.
Sukiyat mendapat undangan secara pribadi oleh Presiden Jokowi untuk menghadiri acara peresmian dan peluncuran mobil Esemka Bima di pabriknya di Boyolali itu. ”Saya ditimbali (dipanggil) pak Jokowi, dapat undangan khusus karena ditelepon Beliau langsung. Jadi saya datang,” ucap Sukiyat saat dihubungi Gatra.com, Selasa (10/9).
Dia memberi apresiasi pada mobil Esemka karena akhirnya masuk ke dunia industri. Menurutnya, banyaknya gunjingan soal Esemka di dunia maya tidak perlu dihiraukan. Sebab Esemka memberi kesempatan bagi anak bangsa untuk memasuki industri otomotif.
Sukiyat mengakui Esemka Bima yang kini diproduksi berbeda dengan mobil Esemka yang dulu dia buat. Mobil Esemka Bima berjenis pick up, padahal dulu Esemka berjenis Sport Utility Vehicle (SUV).
Selain itu, menurut Sukiyat, Esemka dulu dibuat dengan kapasitas mesin hingga 1.500 cc serta dilengkapi teknologi turbo dan injeksi. Meski Esemka seri Bima juga menggunakan turbo dan injeksi, kapasitas mesinnya 1.200 cc dan 1.300 cc.
”Kalau dari segi harga saya rasa sudah bisa bersaing di pasaran. Tapi kembali lagi, yang menentukan baik dan tidaknya adalah pasar. Kalau ada yang beli dan lakunya banyak berarti diterima pasar. Semuanya tetap yang mengadili sistem,” ucap Sukiyat.
Sukiyat meminta masyarakat tetap memberi dukungan pada Esemka agar berkembang lebih baik. Jika desain Esemka mirip dengan mobil luar negeri, terutama mobil Cina, Sukiyat berharap masyarakat memaklumi. Sebab mobil ini baru pertama kali dibuat.
”Seperti dulu Kijang pertama kali diproduksi. Awalnya juga jelek dengan desain kotak, tapi kan lama-kelamaan berkembang. Sekarang bentuknya bagus. Semua produk pasti awalnya ada tahap jeleknya,” ucap Sukiyat.