Jambi, Gatra.com - Jenazah Joni Iskandar (36) hampir satu hari berada di sebuah Rumah Sakit Swasta di Kota Jambi. Joni merupakan warga Kota Palembang Sumatra Selatan yang berangkat ke Kabupaten Batanghari, Jambi, sejak tiga bulan lalu untuk bekerja.
"Jenazah masih di dalam ruangan ICU. Belum bisa dibawa pulang karena kami tidak ada uang untuk membayar," ujar kakak Joni, Ida Royani (41) kepada Gatra.com, Rabu dini hari (11/9). Ida sendirian menemani jenazah Joni di rumah sakit.
Ia mengatakan, kematian adiknya pada Selasa kemarin (10/9) sekitar jam 12 siang setelah menjalani perawatan intensif di ruang ICU sejak Sabtu malam (7/9).
"Sebelum dirujuk ke Rumah Sakit Erni Medika yang berada di Talang Bakung Palmerah Kota Jambi ini, Joni sempat menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Muara Bulian, Kabupaten Batanghari," ujar Ida.
Ida menyebutkan, penyebab Joni meninggal karena adanya infeksi pada benjolan di kepala pada bagian dalam sebelah kanan, sepertinya penyakit lama yang dideritanya. Joni jatuh pingsan karena sakit kepala usai sepulang dari bekerja sebagai buruh bangunan.
"Semacam vertigo begitulah," kata Ida.
Ida tidak bisa berbuat banyak karena tidak ada biaya untuk membayar tagihan sebesar Rp15 juta. Harapan Ida adalah menunggu keluarga sedang dalam perjalanan dari Palembang agar bisa membantu membayar tagihan. Sebelum Joni meninggal, lanjut Ida, sempat melakukan pembayaran ke pihak rumah sakit senilai Rp1,5 juta dan pembayaran kedua dibayar setelah Joni meninggal senilai Rp2,5 juta.
"Kemudian pihak rumah sakit memberikan kompensasi sekurang-kurangnya membayar Rp5juta lagi agar dapat membawa jenazah pulang atau menitipkan berharga misalnya, sebagai jaminan yang dapat ditebus di kemudian hari mendatang," kata Ida.
Sekitar jam 4 subuh, Rabu (11/9), kata kakak Joni lainnya yaitu Meli bersama rombongan keluarga mereka tiba di rumah sakit tersebut. Jenazah baru dapat dibawa sekitar jam 7 pagi setelah mereka mengumpulkan bantuan dari pihak keluarga. Uang tunai yang terkumpul senilai Rp4,5 juta belum termasuk biaya ambulans yang akan membawa jenazah keluar kota.
"Masih mengalami kekurangan, jadi handphone Yuk Ida sebagai jaminan sampai batas akhir 18 September ini jika tidak, handphone seharga Rp2 juta ke atas itu menjadi hak milik pihak rumah sakit," kata Meli.
Suasana duka pun terlihat saat di Desa Malapari Kecamatan Muara Bulian diterima keluarga diiringi isak tangis. Jenazah tiba sekitar pukul 9 pagi. Rencananya pada siang hari jenazah dikuburkan.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi, Ida Yuliati akan menindaklanjuti informasi tersebut. "Terima kasih laporannya, saya tanya yang bersangkutan," kata Ida.