Jakarta, Gatra.com - Warga Desa Adat Kubutambahan mengaku belum mengetahui soal rencana pembangunan bandara internasional di Kabupaten Buleleng, Bali, karena belum mendapatkan informasi.
"Kami belum menerima informasi apa-apa, justru saya baru mengetahuinya dari media," kata Kelian Desa Adat Kubutambahan, Jro Pasek Ketut Warkadea, dikutip dari Antara, Selasa (10/9).
Bukan hanya itu, Ketut Warkadea mengaku belum mengetahui soal adanya kedatangan tim dari Kementerian Perhuhungan (Kemenhub). Pihak adat merasa tidak dilibatkan dalam rencana tersebut meskipun lokasinya santer di atas tanah milik adat dengan status tanah duwen pura.
Ia menduga, kedatangan tim Kemenhub tidak terlepas dari dari draft rancangan lokasi bandara yang belum lama ini diterima oleh pihak adat. Pihaknya tidak keberatan adanya bandara, yang penting soal tanahnya.
"Kami tidak keberatan ada bandara di sana. tapi status lahnnya sebagai lahan duwen pura," katanya.
Sebelumnya, Kemenhub pada Kamis (5/9), menerjunkan tim ke lokasi pembangunan bandara. Mereka mencocokkan tiga titik koordinat yang sudah dikaji oleh konsorsium.
Khususnya untuk lintasan pesawat (runway), dirancang dengan posisi dari ujung lahan di timur sampai di barat sampai batas jalan Singaraja–Kintamani. Runway memiliki panjang keseluruhan 3.720 meter.