Muaro Jambi, Gatra.com - Kasus kematian ribuan ikan Tapah terjadi di Desa Tanjung Lebar, Kecamatan Bahar Selatan, Muaro Jambi. Ikan Tapah yang hidup di aliran Sungai Kandang, ditemukan membusuk dan mengambang di sepanjang aliran Sungai Kandang.
Ikan Tapah yang mati itu berukuran beragam. Mulai dari yang ukuran kecil hingga ukuran kiloan. Tidak hanya ikan Tapah saja yang mati. Ikan-ikan yang tidak bersisik lainnya turut ditemukan mati dan membusuk. Ikan yang turut mati itu diantaranya ikan Lais dan Baung.
Kasus kematian ikan tawar ini dilaporkan ke Pemkab Muaro Jambi. Wakil Bupati Muaro Jambi, Bambang Bayu Suseno bersama Dinas Perikanan pun langsung turun ke lokasi kejadian pada Selasa (10/9).
Kabid Perikanan Perairan Umum dan Penguatan Daya Saing Perikanan, Dinas Perikanan Muaro Jambi, Sukadi membenarkan adanya kasus kematian ikan tapa di Desa Tanjung Lebar. Pihaknya bersama Dinas Perikanan Provinsi Jambi sudah melakukan pengecekan di Sungai Kandang.
"Iya, tadi kita sudah ke lokasi bersama Dinas Perikanan Provinsi. Pak Wabub juga ikut meninjau lokasi kejadian," kata Sukadi, saat dikonfirmasi Selasa (10/9).
Sukadi mengatakan, sejauh ini pihaknya belum mengetahui penyebab pasti kematian ikan-ikan tersebut. Apakah mati karena diracun, kondisi airnya atau karena penyebab lain. "Yang jelas sampel ikannya sudah kita ambil, nanti akan diuji lab untuk mengetahui penyebabnya," kata Sukadi.
Terpisah, Kepala Desa Tanjung Lebar, Rustam Efendy mengatakan, kematian ikan-ikan tapa di aliran Sungai Kandang diketahui terjadi pada Sabtu (7/9) pagi. Ikan-ikan itu ditemukan warga telah mengambang dan membusuk.
"Ikan yang mati itu rata-rata yang tidak bersisik. Kebanyakan ikan Tapah," kata Rustam Efendy, saat dikonfirmasi via ponselnya, Selasa (10/9)
Rustam Efendy menyebut, jumlah ikan yang mati itu mencapai ribuan ekor. Khusus untuk ikan Tapah saja, kalau ditimbang beratnya mencapai lebih dari satu ton. "Ikan tapa yang mati itu sangat banyak, kalau ditimbang kira-kira lebih dari satu ton. Belum lagi ikan Lais dan Baung. Lumayan juga," ujarnya.
Rustam sendiri mencurigai penyebab kematian ribuan koloni ikan Tapa itu akibat diracun. Masalahnya, ada salah satu warganya yang belanja ke pasar melihat pedagang menjual ikan Tapah dengan jumlah yang cukup banyak. "Ikan tapa yang dijual pedagang itu kira-kira 80 kiloan. Itu agak mencurigakan," ujarnya
Rustam mengatakan, terhadap kasus kematian ribuan ikan tawar ini, pihaknya sudah melaporkan ke kepolisian Sub Sektor Bahar Selatan. Termasuk melaporkan kejadian ini ke Pemkab Muaro Jambi. "Tadi Pak Wabub dan Dinas Perikanan sudah turun, mudah-mudahan saja kasus ini segera terungkap," katanya.
Rustam menjelaskan, di aliran Sungai Kandang sejak lama memang dikenal sarangnya ikan Tapah. Aliran air sungai ini dulunya sering diracun, tetapi sejak tiga tahun belakangan ini sudah tidak pernah diracun warga. "Nah ini baru kejadian, kita tentu sangat kecewa. Ikan-ikan itu banyak mati dan membusuk. Kita berharap kasus ini terungkap agar ada efek jera," kata Rustam.