Yogyakarta, Gatra.com - Pelatih Timnas Indonesia U-19 Fakhmi Husaini kecewa atas ulah para suporter saat timnas Indonesia melawan Malaysia di kualifikasi Piala Dunia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (5/9). Ia juga khawatir sanksi Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) akan berdampak pada timnas junior.
"Kita belum tahu sanksi yang akan diberikan. Sanksi yang paling berat, kita khawatirkan dampaknya bukan cuma ke timnas senior. Bisa jadi seluruh pertandingan timnas mulai dari senior, kami yang U16, U18, tidak boleh main di Indonesia," kata Fakhmi di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Selasa (10/9).
Fakhmi mengatakan, fanatisme atas sepak bola Indonesia sudah dikenal di mata dunia. Ia mencontohkan, saat timnas U-16 bermain di Sidoarjo, Jawa Timur. Saat itu pertandingan ditonton oleh puluhan ribu orang. Momen itu jarang dialami di negara lain. "Tidak ada satu negara di dunia yang pertandingan tim U16 ditonton puluhan ribu orang. Hampir setiap pertandingan kita ditonton penuh. Ini aset kita, modal kita," katanya.
Ia berharap para penonton yang mendukung timnas di stadion bisa mencontoh suporter di Sidoarjo. Mereka menghormati tim lawan, baik sebelum, selama, maupun sesudah pertandingan. "Jangan lagi bikin malu bangsa kita dengan tindakan-tindakan yang menodai nilai fair play, respect," ucapnya.
Ia yakin, hanya sedikit dari sekitar 50 ribu penonton di laga melawan Malaysia lalu yang menimbulkan kericuhan. Jumlah mereka yang benar-benar datang untuk menikmati pertandingan tentu jauh lebih besar.
"Saya yakin mungkin yang mau mencari popularitas dengan membuat onar itu hanya segelintir dari sebagian besar orang yang datang ingin menikmati pertandingan. Ini menyakitkan. Kenapa tidak ikut ribuan yang lain tertib," katanya.
Dalam pertandingan sepak bola, menurut Fakhmi, kalah menang itu biasa. Sepak bola seharusnya bisa menghibur, menggembirakan, dan mempersatukan. "Jangan memanfaatkannya untuk berbuat onar," cetusnya.