Jakarta, Gatra.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggenjot perikanan tangkap selama satu periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, menjelaskan bahwa perikanan tangkap meningkatkan produksi ikan di suatu wilayah.
"Seperti di Sulawesi Utara. wali kota di sana mengatakan bahwa perusahaan di sana susah dan hampir tidak ada ikan di Bitung. Tapi setelah ini [perikanan tangkap], Bitung naik. Berkat Bitung naik, kabupatennya juga ikut naik semua. Menjadi merata di Sulawesi Utara," ungkap Susi, Senin malam (9/9).
Baca juga: Target Produksi Ikan Tawar di Muaro Jambi Meleset
Dalam data yang dirilis KKP, volume produksi di Sulawesi Utara (Sulut) meningkat sepanjang tahun 2015-2017. Angkanya mencapai 285.266 ton (2015), 302.798 ton (2016), dan 393.448 ton (2017). Untuk Kota Bitung meningkat dari 49.484 ton (2015), 56.165 ton (2016), dan 98.870 ton (2017).
Rata-rata pertumbuhan produksi tertinggi di Sulawesi Utara masih dipegang Bolaang Mongondow Selatan (75,22%) dan Minahasa Tenggara (82,91%).
Susi melanjutkan, volume dan share produksi nasional dari TTC (Tuna, Tongkol, Cakalang), Indonesia meraih peringkat pertama di antara 10 negara terbesar di dunia dalam produksi TTC.
"Angka kita paling tinggi, karena angka kita itu jutaan, sedangkan negara lain cuma ratusan ribu saja," ujar Susi.
Baca juga: Jokowi Kesal Ilegal Fishing Hilang tapi Produksi Ikan Naik Sedikit
Selain perikanan tangkap, KKP juga menggenjot perikanan budidaya sepanjang 2014-2019. Total produksi nasional yang dihasilkan dari perikanan tangkap dan perikanan budidaya mencapai 20.474.506,48 ton (2014), 22.118.449,04 ton (2015), 22.680.121,17 ton (2016), 22.695.181,69 ton (2017), 24.319.835,37 ton (2018), dan terakhir, meski baru berada di triwulan III (Agustus 2019) produksinya mencapai 11.961.339,00 ton (2019).
Dari seluruh cakupan produksi, perikanan tangkap memberi kontribusi sebanyak 30-40% dari total produksi yang dapat dihasilkan perikanan budidaya sepanjang satu periode.