_thumb.jpg "Bupati Manggarai Barat Minta Masyarakat Harus Berantas Judi Online")
_(1)_11zon1_thumb.jpg "Keluarga Optimistis Menangkan PSU DPD RI Eks Terpidana Kasus Suap")
Jakarta, Gatra.com - Penyelesaian defisit neraca perdagangan Indonesia, harus dilakukan melalui pengurangan impor. Meski, impor bahan baku untuk produksi ekspor tetap harus dilakukan. Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Dito Ganinduto mengatakan hal ini ketika ditemui Gatra.com di Gedung DPR RI, Senin (9/9).
"Kemudian ekspor harus ditingkatkan, bagaimana meningkatkan ekspor, harga kita kan harus kompetitif agar laku di pasar dunia," katanya.
Dito menambahkan, untuk mendapatkan harga kompetitif, diperlukan dorongan dari pemerintah. Beberapa di antaranya, pemerintah harus mengurangi dwelling time dalam pengapalan, pengurangan biaya nonteknis, serta menghilangkan beberapa pungutan lain.
"Selain itu, tenaga kerja kita juga harus kondusif. Undang-Undang Ketenagakerjaan kita harus menarik investor, sehingga mau melakukan investasi di Indonesia," ujar Dito.
Ia melanjutkan, beberapa kebijakan yang diambil pemerintah saat ini, telah meningkatkan investasi asing di Indonesia. Bahkan, menurut Dito, perang dagang antara Cina-Amerika Serikat sebagai peluang bagi Indonesia untuk menghadirkan investor.
"Intinya secara overall, instruksi presiden itu sudah betul, tinggal level menteri ke bawah itu dilaksanakan dengan cepat dan tepat. Birokrasi dihilangkan, sifat pemerintah sekarang ini harus melayani, bukan dilayani," tutupnya.
