Jambi,Gatra.com – Pemuda Muhammadiyah memandang persoalan Papua tidak serta merta harus diselesaikan dengan pendekatan hukum semata tetapi juga harus menggunakan pendekatan budaya. Di mata Pemuda Muhammadiyah, kasus-kasus hukum di tanah Papua juga harus diselesaikan agar tidak menjadi warisan masalah bagi pemimpin ke depan.
"Papua bagian dari Indonesia. Penyelesaian persoalan Papua saya kira adalah melalui pendekatan budaya. Ini harus dilakukan setiap orang, baik pemerintah dan masyarakat Papua," kata Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Kusnanto kepada Gatra.com usai menghadiri pelantikan anggota DPRD Provinsi Jambi, Senin (9/9).
Kepada Gatra.com, dia menjelaskan, persoalan Papua tidak bisa hanya diatasi dari pihak luar atau Papua sendiri, harus ada iktikad bersama untuk sama-sama menyelesaikan demi kemajuan bersama.
"Kemauannya kan Otsus plus, apakah itu memang solusinya? Saya kira semua sudah diperbincangkan, dan pemerintah sudah berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan infrastruktur dan budaya, tinggal bagaimana rakyat Papua memiliki keinginan bersama untuk kemajuan bangsa Indonesia," ujar pria yang akrab disapa Cak Nanto ini.
Ditanya persoalan ketidakadilan dan HAM yang masih belum diselesaikan di tanah Papua, seperti apa ia memandang ini? Menurut Cak Nanto, ini merupakan persoalan masa lalu dan terkait HAM ada lembaga yang menanganinya.
"Serahkan saja kepada pihak-pihak yang menangani, saya kira itu tidak serta merta kesalahan pemerintah. Tetapi memang harus ada kepastian hukum soal kasus HAM Papua biar ada treatment bagi pemimpin-pemimpin masa depan. Kasus-kasus hukum lama harus diputuskan agar tidak menyisakan warisan masalah bagi kepemimpinan masa depan," ujarnya.
Apakah Pemuda Muhammadiyah memandang Pemerintahan Jokowi saat ini punya iktikad menyelesaikan semua persoalan di Papua? Cak Nanto meyakini hal ini, Jokowi pada periode pertama sudah berupaya keras soal infrastruktur di Papua dan ke depan akan masuk pada persoalan SDM.
"Berarti kemungkinan besar bagaimana ke depan sumber daya manusia di Papua harus meningkat, tetapi treatmentnya harus disesuaikan," ucapnya.
Reporter: Muhammad Fayzal