Jakarta, Gatra.com - Pertumbuhan ekonomi global terus mengalami perlambatan akibat perang dagang Amerika Serikat (AS) - Cina. Meski begitu, Direktur Keuangan dan Startegi Bank Mandiri, Panji Irawan optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat bergerak positif hingga akhir 2019. Dia memproyeksikan pertumbuhan pada kuartal II 2019 sebesar 5,05%.
Hal ini, kata Panji, terbukti dari lebih baiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia dibandingkan dengan negara berkembang lainnya.
"Kita masih harus bersyukur. Karena, pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut, masih lebih baik dibandingkan dengan emerging markets lainnya. Misalnya, Turki yang pada kuartal II 2019, mengalami pertumbuhan ekonomi negarif sebesat 1.5% yoy," ujarnya dalam Media Gathering Macro Economic Outlook 2019, di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (9/9).
Selain Turki, Panji juga menyebutkan beberapa negara lain yang mengalami perlambatan pertumbuhan. Malaysia hanya tumbuh sebesar 4,9%, Thailand sebesar 3,7%, Brazil sebesar 1,01%, dan Rusia sebesar 0.9%.
Optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, salah satunya berasal dari pelonggaran kebijakan moneter oleh Bank Indonesia. "Dengan terjaganya stabilitas perekonomian nasional, kami berharap kebijakan moneter ke depan akan lebih longgar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," imbuhnya.
Pelonggaran kebijakan moneter tersebut sangatlah penting untuk mencegah pengaruh perlambatan ekomoi global terhadap ekonomi nasional. Serta, mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, di tengah perlambatan pertumbuhan dan ketidakpastian ekonomi global.