Jakarta, Gatra.com - Pengamat Tata Kota Institut Teknologi Kalimantan (ITK), Farid Nurrahman menganggap rencana pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur masih sebatas political will atau keinginan politik dari pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saja.
"Ini masih sebatas political will dari presiden [Jokowi] agar memperlihatkan bahwa pembangunan tidak hanya di Jawa saja. Perlu ada perencanaan konsep kota yang lebih matang lagi yang perlu dijelaskan Pemerintah," kata Farid saat hadir dalam Talkshow Madani betajuk "Eco-friendly Capital of Indonesia" di Jakarta, Senin (9/9).
Hal tersebut didorong oleh belum jelasnya konsep pembangunan Ibu Kota yang disampaikan oleh pemerintah. Farid menyinggung rencana yang disampaikan Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro yang mengatakan bahwa akan membangun konsep Forest City di Ibu Kota baru tersebut. Menurutnya, beberapa rencana pembangunan kota di Indonesia saat ini banyak yang hanya bersifat simbolis.
"Saya tidak pernah melihat konsep kota yang jelas dalam rencana tata ruang kota manapun di Indonesia. Sebagian besar hanya simbolis umtuk di sampaikan ke publik saja. Dari pada bicara konsep forest city, lebih baik diperjelas konsep yang akan dibangun berapa dan yang tidak boleh dibangun berapa. Misal, dari 180 hektare itu yang dibangun 30 hektare, itu yang harusnya dijelaskan dulu," kata Farid.
Selain itu, Farid juga mengatakan bahwa jika Indonesia butuh negara dengan pemindahan ibu kota yang sukses, maka dirinya menyarankan untuk mencontoh Ibu kota Amerika Serikat, Washington DC. Menurutnya, simplisitas atau compact city yan diberikan Washington DC berdampak pada gaya hidup masyarakat yang ada disana.
Kalau kita ingin melakukan perencanaan tata kota, maka kita harus lihat dampak pada masyarakat. Saya prefer kita mencontoh kota Washington DC. Karena mereka betul-betul Compact City, jadi kehidupan pejalan kaki disana sangat hidup. Kota kalau pejalan kaki hidup, kotanya hidup," katanya.