Home Politik LVRI : Pemuda Panca Marga Bukan Ajang Politik Praktis

LVRI : Pemuda Panca Marga Bukan Ajang Politik Praktis

Jakarta, Gatra.com - Ketua Umum DPP Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI), Letjen TNI Purn Rais Abin, mengatakan Pemuda Panca Marga (PPM) tetap di bawah naungan veteran. Penegasan itu disampaikan menyambut terpilihnya Berto Izaak Doko sebagai Ketua Umum PPM yang baru.

"PPM boleh berdiri sebagai organisasi kemasyarakatan, tetapi tetap di bawah naungan veteran, tidak boleh berjalan sendiri tanpa arah yang jelas," kata Rais Abin, menjawab pertanyaan munculnya dualisme PPM. dimana belakangan ini PPM telah lepas kendali dan berjalan sendiri.

Menurut Rais Abin, pihaknya telah membekukan kepengurusan PPM di bawah Abraham Lunggana, dan secara sah, telah membentuk presidium untuk mengantarkan ke Munaslub. Puncak penyelesaian adalah Munaslub, dan telah memilih Berto Izaak Doko, cucu Pahlawan Nasional Izaak Huru (IH) Doko, sebagai Ketua Umum Pemuda Panca Marga (PPM).
 
Mengapa PPM harus tetap berada di bawah veteran, menurut Rais Abin, sejak didirikan pada 1967, veteran ingin menitipkan keluhuran pada generasi penerus, yakni anak-anak biologis para veteran. "Panca Marga adalah Kode Paling Luhur bagi veteran, karena itu harus dikembalikan kepada tujuan awalnya, meneruskan jiwa veteran sebagai pejuang," katanya.
 
Seiring dengan perkembangan munculnya Munas X PPM, Ketum LVRI itu memastikan, tidak boleh ada PPM di luar kendali veteran. "PPM itu seperti manusia super, manusia yang luhur dan patuh pada jiwa kepahlawanan yang ada di dada setiap veteran," ucapnya.
 
Salah satu penyebab LVRI membekukan kepengurusan Abraham Lunggana alias Haji Lulung, adalah akibat PPM telah dijadikan kendaraan oleh sebagian pengurusnya untuk tujuan politik praktis. Padahal sama seperti LVRI, anggota PPM dilarang melakukan politik praktis. Sikap politik LVRI dan PPM sama dengan mengusung propolitik kenegaraan.
 
Karena dianggap lepas kendali, maka LVRI melaporkannya kepada Menhan RI dan Kepala Staf Angkatan Darat. "Agar tak dilibatkan dalam kegiatan teritorial sebelum dilakukan pembenahan oleh LVRI," tegas mantan Panglima Perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa itu.
 
Terpilihnya Berto Izaak Doko, setelah mendapat dukungan penuh dari utusan 24 provinsi yang hadir di Munaslub yang diselenggarakan di Hotel Ibis Cawang, Jakarta, pada 7 dan 8 September 2019.
 
Munaslub bertema "Melalui Munaslub Pemuda Panca Marga Kembali di Bawah Naungan Legiun Veteran Republik Indonesia" dibuka Ketua Umum DPP LVRI Letjen TNI Purn Rais Abin, dan ditutup oleh Sekjen DPP LVRI Marsda TNI Purn. FX. Soejitno, Minggu (8/9).
 
Di tempat terpisah, Wakil Ketua Umum DPP LVRI, Mayjen TNI (Purn) Saiful Sulun, menilai Pengurus Pusat Pemuda Panca Marga (PP-PPM) di bawah kepemimpinan Abraham Lunggana  atau Haji Lulung gagal melaksanakan tugasnya. Lulung tidak bisa menerjemahkan kebijakan DPP LVRI selaku induk organisasi.
 
Lebih lanjut, Saiful menjelaskan, ada beberapa instruksi yang dinilainya tidak mampu dijalankan Lulung. Instruksi yang  tidak dapat dijalankan di antaranya adalah tidak mampu mengembalikan PPM kepada naungan 'ayahandanya', LVRI, sebagai pembina utamanya. "Yang kedua memvalidasi anggota PPM yang disinyalir sekarang itu banyak sekali bukan anak-anak biologis veteran menjadi anggota PPM," ujarnya.
 
Saiful menegaskan bahwa PPM yang dibawa ke dalam politik praktis jelas tidak sesuai dengan marwah LVRI yang mengutamakan politik kebangsaan bukan politik praktis.
 
Wakil Tim Ahli DPP LVRI, Mayjen TNI Purn Ghani, mengakui saat ini terjadi dua organisasi PPM. "Anggota yang ingin kembali ke PPM harus melakukan validasi lagi," katanya.
 
Dengan dibukanya keran anggota PPM yang partisipasi dan bukan lagi harus anak kandung veteran, sulit mengetahui tidak diketahui secara pasti  jumlah anggota PPM saat ini. "Ini tugas Ketua Umum  PPM, setelah Munaslub mengembalikan AD/ART, lalu melakukan validasi keanggotaan," kata Ghani.
1293