Palembang, Gatra.com - Tiga orang dosen Politeknik Sriwijaya (Polsri) Palembang berhasil menciptakan mesin pemotong kemplang berbasis smartphone (android) yang disebut dengan aplikasi Internet Of Things (IoT). Pembuatan alat pemotong kemplang IoT tersebut diketuai Slamet Widodo bersama dua rekannya Bahri Joni Malyan dan M Miftahul Amin.
Diterangkan Slamet, dua alat yang telah dibuat sudah mulai dipergunakan dalam produksi industri kecil dan menengah di kota Palembang. Alat tersebut sengaja dibuat secara khusus sebagai bentuk pengabdian pihak kampus kepada masyarakat. "Satu alat sudah selesai, sudah kita sumbangkan dengan pabrik kemplang di Kawasan Sukawinatan, Palembang. Satu lagi masih dalam proses penyelesaian dan akan disumbangkan kembali kepada pabrik kemplang di kawasan Lunjuk Jaya, Palembang," ungkapnya kepada Gatra.com, Minggu (7/9).
Dijelaskan Slamet, penciptaan alat dilakukan melalui berbagai tahapan, diantaranya proses studi kelayakan atau observasi guna mebgetahui masalah yang dihadapi pelaku pabrik kemplang. Tahapan lainnya, memberikan kepelatihan kepada pelaku usaha bagaimana menggunakan alat pemotong kemplang berbasis adroid tersebut dan ketiga proses pemberian bantuan alat pemotong kemplang IoT kepada pengguna, yakni pabrik keplang.
"Selama ini alat yang digunakan untuk memotong kemplang masih manual. Kita bantu alat hasil buatan kita sendiri yang dioperasikan menggunakan smartphone. Itulah kenapan namanya kita beri IoT, karena itu adalah aplikasi pendukung bagi mesin pemotong tersebut," ucapnya. Terdapat beberapa keunggulan dari penggunaan alat pemotong kemplang berbasis adroid ini, yakni pemotongan bisa lebih cepat dengan ukuran (bentuk) potongan yang hampir sama.
Perbadingannya, kata Slamet, dengan bahan kemplang yakni 50 kg tepung dan 30 kg ikan bisa memakan waktu pemotongan mencapai 1 jam sementara jika menggunakan mesin potong hanya butuh 10-15 menit. Selain itu, alat yang diciptakan juga hemat energi, yakni hanya membutuhkan daya 120 watt. "Penciptaaan alat ini didukung Dirjen Riset Pengabdian Masyarakat dari Kemenristekdik," pungkasnya.
Reporter: Karerek