Jakarta, Gatra.com- Pengamat Ekonomi Indef, Rizal Taufikurohman memprediksi, pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan Timur tidak memperlihatkan pertumbuhan ekonomi secara nasional. Hanya memperbaiki Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) wilayah itu yang hampir mencapai 4%.
“[Melihat kemungkinan kenaikan PDRB], artinya memberikan kontribusi. Meski secara agregat nasional tidak mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujarnya saat dihubungi Gatra.com, Minggu (8/9).
Menurutnya, ketidakpastian perekonomian global tidak hanya memengaruhi perekonomian global. Namun juga berdampak terhadap struktur perekonomian.
“Artinya, pemindahan ke Kalimantan Timur menjadi beban tambahan pembiayaan APBN. Dengan target RAPBN 2020 [meningkat] 5,2% rasanya berat. Triwulan kedua tidak mencapai target. Ini sangat berat,” katanya.
Selain itu, Rizal berujar, evaluasi permasalahan ekonomi, iklim investasi, dan bonus demografi juga belum terlihat. Oleh karena itu, ia pesimis pemindahan Ibu Kota akan terealisasi.
“Antisipasi dan mengantisipasi. [Ditambah lagi] trade war juga belum terselesaikan,” ucap pengamat Indef ini.
Ia menakar, cukup berat untuk mencapai target fiskal, terutama kondisi di level fiskal maupun pada kebijakan moneter. “Itu yang seharusnya diramu, melalui kebijakan fiskal dan antisipasi secara efektif,” tuturnya.