Jakarta, Gatra.com - Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI) menilai penerapan inovasi teknologi dan mekanisasi pertanian yang gencar dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah Menteri Amran Sulaiman selama hampir lima tahun terakhir sangat tepat sehingga sektor ini lebih modern dan disegani.
"Kami melihat gerakan revolusi dan inovasi yang dilakukan Kementan di bawah pimpinan Pak Andi Amran Sulaiman sudah membawa perubahan signifikan dan hasil yang dirasakan oleh petani," kata Prof. Moh. Syakir, Ketua Umum PERAGI, dalam keterangan tertulis, Minggu (8/9).
Karena itu, lanjut Syakir di Bogor, Jawa Barat (Jabar), Sabtu kemarin, PERAGI mengapresiasi gebrakan Kementan yang 5 tahun terakhir programnya berhasil meningkatkan level atau tingkat mekanisasi pertanian Indonesia sebesar 236%.
Baca juga: Modernisasi Ubah Wajah Pertanian Indonesia
Syakir menilai program-program yang dilakukan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran sangat sesuai dengan visi utama oraganisasinya, yaitu menghasilkan sistem pertanian moderen dan efisien dengan berbasiskan penerapan inovasi teknologi di bidang agronomi.
"Penerapan teknologi dan inovasi terbaru di bidang agronomi sangat terlihat dalam kebijakan Mentan saat ini, seperti program optimalisasi pemanfaatan lahan suboptimal, penggunaan bibit unggul, peningkatan produksi dan produktivitas, juga usaha mendorong peningkatan nilai tambah komoditas melalui peningkatan kualitas produk pertanian," ungkapnya.
Usaha mendorong modernisasi pertanian melalui mekanisasi juga dinilai sukses. Berdasarkan data Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BB Mektan), Badan Litbang Pertanian, pada tahun 2018, level mekanisasi pertanian Indonesia meningkat 236% menjadi 1,68 horse power (HP) per hektare (ha), dari sebelumnya tahun 2015 level mekanisasi pertanian Indonesia baru 0,5 HP per ha.
Syakir mengatakan, pertanian Indonesia juga mampu berbicara banyak di forum internasional, serta mendapat pengakuan dari Badan Dunia dan negera-negara sahabat. Bahkan sebelumnya, Bappenas menilai belanja alsintan Kementan merupakan inovasi pendanaan pemerintah karena mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
"Bappenas mengatakan peningkatan 1% belanja Alsintan, maka akan mendorong 0,33% peningkatan subsektor pertanian, peternakan, perburuan, dan jasa pertanian di daerah. Ini luar biasa sekali," ujar Syakir.
Selain itu, PERAGI menilai pertumbuhan sektor pertanian sebesar 3,7 dan mampu melewati target yang ditetapkan sebesar 3,5 merupakan capaian kinclong mentan saat ini.
Sekadar diketahui, PERAGI adalah organisasi profesi para profesional, pemerhati, dan pecinta ilmu terapan di bidang pertanian. Sedangkan agronomi adalah salah satu cabang utama ilmu pertanian yang dirintis para gurur besar Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada tahun 1977.
Baca juga: Kementan Modernisasi Pertanian demi Tingkatkan Produksi
"Ilmu ini mencakup tentang perbenihan, pertanaman atau budidaya hingga masa panen," kata Syakir.
Untuk terus membumikan itu, kata Syakir, PERAGI dalam waktu dekat akan mengadakan kongres besar. Rencananya, acara akan dihadiri oleh ratusan delagasi dari 34 provinsi seluruh Indonesia pada 24 September 2019.
"Kami menilai pertanian dalam 5 tahun terakhir sudah sangat berubah dan telah mengubah mindset kita ke memodernisasi industri dan teknologi pertanian. Harapan kami Presiden Jokowi tetap mempertahankan dan melanjutkan program-program seperti ini," tandasnya.