Jakarta, Gatra.com- Kepala Badan kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun hanya mencapai 5,08%-5,1%. Menurutnya, target APBN 2019 sebesar 5,3% diprediksi sulit tercapai.
"Ini kan kita melihat data ekonomi terakhir. Berbagai macam data kita lihat. Kita lihatnya seperti itu. Di seluruh tahun mungkin [mendekati] 5,1% dari data sekarang," kata Suahasil ketika dihubungi Gatra.com, Minggu (8/9).
Meski begitu, Suahasil menambahkan, data tersebut kemungkinan dapat berubah. Hal ini karena kondisi ekonomi Indonesia masih tidak bisa terlepas dari dinamika global. Apalagi, saat ini perang dagang Amerika Serikat dan Cina tidak kunjung menghasilkan kesepakatan politik. Implikasi yang dirasakan banyak negara, termasuk Indonesia.
"Berubah bisa lebih tinggi [atau] lebih rendah. Kita lihat saja. Jadi data berubah itu. Siapa tau, besok Presiden Trump baik banget. Terus data pertumbuhan AS balik lagi naik. Permintaan ekspor dari Indonesia naik, lalu pertumbuhan ekonomi kita akan naik. Namun siapa tau besok Presiden Trump marah terus sama Cina. Jadi, perekonomian AS turun, perekonomian Cina turun. Permintaan ekspor juga turun. Ya, berubah lagi," tuturnya.
Maka dari itu, Suahasil mengakui, pemerintah masih terus mewaspadai dampak trade war karena menyebabkan ketidakpastian perekonomian global.
"Uncertain-nya tinggi. Ya tidak pernah kita bayangkan Trump akan mencela gubernur bank sentral [The Fed]. Tidak pernah kita bayangkan ternyata terjadi. Jadi, ekonomi dunia turun. Ini yang kita harus perhatikan terus," ujarnya.