Home Ekonomi Mafia Pangan Serang Amran Manfaatkan Berbagai Celah dan Isu

Mafia Pangan Serang Amran Manfaatkan Berbagai Celah dan Isu

Jakarta, Gatra.com - Pengamat ekonomi politik Ichsanudin Noorsy menyayangkan isu yang menyerang Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengenai petani agar tidak pernah tidur.

Noorsy dalam keterangan tertulis yang diterima pada Sabtu (7/9), menyampaikan, isu negatif seperti itu dapat saja dikirimkan melalui berbagai cara oleh pihak-pihak yang selama ini merasa terganggu akibat kebijakan Amran.

"Pertarungan Amran adalah pertarungan melawan mafia pangan. Banyak mafia pangan tidak suka Amran. Mereka melakukan apa saja untuk bisa menyerang personal Amran," ujar Noorsy.

Sebagai informasi, dalam sebuah pemberitaan media baru-baru ini, menyebutkan bahwa Amran Sulaiman meminta agar petani jangan pernah tidur dan terus bekerja selama 24 jam.

Ketika itu, Amran Sulaiman sedang melakukan kunjungan kerja ke Kecamatan Muara Padang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel), dan berdialog dengan Gabungan Kelompok Petani (Gapoktan) di sana.

Dalam kunjungan kerja tersebut, Amran Sulaiman sekaligus mengungkapkan akan kembali mendistribusikan ekskavator dan mendorong pemanfaatan lahan rawa untuk pertanian guna memacu produktivitas di Sumsel.

Mengenai itu, pihak Kementan telah menjelaskan bahwa ucapan Amran Sulaiman bukan bermaksud meminta petani jangan pernah tidur. Namun, layanan untuk sektor pertanian harus terus berlangsung.

Pasalnya, sekarang segala sistem layanan untuk pertanian dan petani telah berlaku online. Sehingga dapat mudah dipantau kapan saja waktunya.

Selain itu maksud lainnya adalah jika yang jangan sampai sia-sia tidak dimanfaatkan adalah alat mesin pertanian yang didistribusikan. Amran Sulaiman mengimbau supaya alat mesin pertanian dapat dikelola optimal setiap harinya demi produktivitas.

Menanggapi tentang isu tadi, Noorsy menyesalkan masih adanya kabar yang tidak diklarifikasi secara mendalam sehingga menyebabkan serangan kepada Amran Sulaiman.

"Seharusnya segala informasi diklarifikasi dulu apa benar atau tidak maksudnya. Jangan sampai salah atau malahan jadi hoaks. Nanti menguntungkan mafia pangan," ungkap Noorsy.