Home Ekonomi Komoditas Pertanian Indonesia Semakin Jaya di Luar Negeri

Komoditas Pertanian Indonesia Semakin Jaya di Luar Negeri

Tangerang, Gatra.com - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui berbagai perangkat kerjanya terus membuka potensi pasar ekspor untuk berbagai komoditas, di antaranya hortikultura. Untuk sayuran misalnya, Kabupaten Bandung tercatat menjadi pemasok andalan ke Singapura.

"Pasar produk pertanian khususnya berupa sayuran dan buah-buahan sangat terbuka luas di Singapura," ujar Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian Kementan, dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/9).

Jamil menyampaikan keterangan tersebut saat melepas ekspor di Gudang PT Gapura Angkasa, Garuda Indonesia, Tangerang, Banten, Jumat kemarin. Menurutnya, pemerintah juga tengah berupaya membuka keran ekspor tanaman hias ke berbagai negara di seluruh dunia. Ekspor tanaman hias sudah menembus pasar Belanda.

"Kemudian ada juga beberapa jenis komoditas lainnya yang sudah diekspor ke Cina dan negara-negara lain di kawasan Asia, Eropa, serta Amerika. Adapun jenis yang sering dikirim adalah selada air, jamur, buncis, lobak, bit, labu siam, waluh lokal, dan kentang," katanya.

Menurut Jamil, semua bahan komoditas itu dikirim dari beberapa daerah seperti Provinsi Jawa Barat, Kepulauan Riau (Kepri), Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Indonesia bagian Timur lainnya.

Adapun beberapa produk pertanian yang sudah dilepas pada bulan ini antara lain buah mangga sebanyak 1,6 ton, bibit tanaman hias 141,3 ribu batang, Sarang Burung Walet (SBW) 51,5 kilogram, telur Hatching Eggs (HE) 60,5 ribu butir, serta ular jali 1.000 ekor.

"Total nilai ekonomi ekspor produk pertanian yang diekspor kali ini sebesar Rp2,2 miliar," katanya.

Sementara itu, khusus untuk pengiriman produk hortikultura, pemerintah sudah membuat rute pengiriman, yakni melalui Bandar Udara Soekarna Hatta dan Pelabuhan Laut Tanjung Priok. Penggunaan di dua lokasi ini dibuat untuk menyesuaikan tingkat ketahanan masing-masing komoditas yang diekspor.

"Ekspor sayuran ini semakin membuktikan bahwa pemerintah berkomitmen meningkatkan produksi dan kualitas komoditas sayuran. Tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, namun sanggup mengisi pasar luar negeri," katanya.

Sekadar diketahui, Balai Karantina Pertanian telah menggagas program Agro Gemilang untuk meningkatkan kualitas barang dan membuka keran ekspor. Program ini tidak hanya berfokus pada pendampingan teknis, namun juga edukasi pada calon eksportir baru dengan menggunakan aplikasi i-MACE.

"Sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian, kita harus fokus untuk mendorong ekspor. Inovasi dan terobosan perkarantinaan ditujukan untuk percepatan layanan dan juga fungsi fasilitator," ujarnya.

Jamil menambahkan, saat ini Badan Karantina juga terus melakukan pendampingan kepada petani maupun rumah kemas di seluruh daerah. Pendampingan ini bertujuan untuk memenuhi standar bebas hama sesuai syarat dari negara tujuan.

Sedangkan untuk bidang perbenihan dan budidaya, lanjut Jamil, semua unit dan direktorat teknis di lingkup Kementerian Pertanian (Kementan) diharapkan turut berperan aktif melakukan pendampingan.

"Apalagi jumlah ekspor pertanian terus mengalami peningkatan. Pengiriman berbagai jenis sayuran seminggu [sepekan] 5 kali, sedangkan buah-buahan 3 hingga 4 kali seminggu ke Singapura," ungkapnya.