Jakarta, Gatra.com - Plt. Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Raffles B. Panjaitan mengakui adanya penambahan titik panas (hotspot) dan kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Barat (Kalbar).
"Awal bulan September ini memang terjadi peningkatan hotspot dan kejadian karhutla di wilayah Kalimantan yang mengganggu aktivitas seperti penerbangan pesawat dan sekolah. Oleh sebabnya, para pihak di lapangan diinstruksikan untuk tingkatkan kesiapsiagaan dan upaya pemadaman untuk mengurangi dampak asap," katanya saat dihubungi pada Sabtu (7/9).
Sebagai upaya pemadaman, Raffles mengatakan telah dilakukan upaya pemadaman baik udara maupun darat. Lanjutnya, seperti di Kalimantan Tengah, hingga hari ini, sudah 26.790.400 liter air dijatuhkan untuk pemadaman dari udara.
"Sedangkan di Kalimantan Barat, pemadaman udara (water bombing) sudah dilakukan sebanyak 16.861 sorti dengan menggunakan 45.999.140 liter air. Diharapkan upaya-upaya yang dilakukan ini dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan dari karhutla, " ungkapnya.
Sedangkan pemadaman darat yang dilakukan oleh Manggala Agni berada di wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kapuas, serta beberapa wilayah di Kalimantan Barat seperti di Singkawang, Sintang, dan Ketapang. Lanjutnya, pemadaman juga masih terus dilakukan di wilayah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan beberapa wilayah di Sulawesi.
"Secara keseluruhan, kesiapsiagaan dan kewaspadaan masih terus dilakukan. Menurut BMKG, potensi sangat mudah terbakar terjadi di wilayah Sumatera, seperti di Jambi, Sumatera Selatan dan wilayah Kalimantan seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara serta seluruh wilayah Jawa juga masih menunjukkan kondisi sangat mudah terbakar," katanya.