Pekanbaru, Gatra.com - Mantan anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Wan Abu Bakar menyebut bahwa sulit bagi seorang wakil rakyat untuk menepikan kepentingan partai saat bertugas di gedung parlemen.
Dia menceritakan bagaimana dirinya dikeluarkan dari Banggar DPR RI lantaran parpol kecewa atas kinerjanya. "Kalau kita di situ (banggar), tapi enggak bisa mencari uang untuk partai, fraksi akan mengeluarkan kita, " katanya dalam acara diskusi cakap-cakap lepas di Pekanbaru, Jum'at (6/9) malam.
Wan adalah anggota DPR periode 2009 - 2014 dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Dia mengatakan setelah seorang wakil rakyat dilantik maka dia juga akan menjadi wakil partai. Pada tahap ini, wakil rakyat harus menyesuaikan diri dengan fraksi.
"Ada kepentingan fraksi di sana, bukan hanya soal daerah pemilihan. Namun itu semua tergantung niat seorang politisi untuk menjadi wakil rakyat, apakah memang untuk memperjuangkan rakyat atau sekadar mencari status dan uang," katanya
Politisi yang juga pernah menjadi Gubenur Riau itu mengingatkan besarnya pengaruh fraksi dalam irama kerja wakil rakyat. Bahkan dalam penunjukan posisi anggota untuk komisi pun, fraksi akan menilai mana anggota yang dapat berkontribusi untuk partai dan mana yang tidak.
"Yang lurus itu biasanya tidak akan mendapatkan tempat di komisi strategis seperti yang membidangi ekonomi dan infrastruktur. "
Sementara itu anggota DPR RI terpilih Abdul Wahid menyebut munculnya kesan anggota DPR RI tak banyak mengurusi rakyat setelah dipilih, juga dilatari oleh kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Ketua DPW PKB itu berujar banyak pemilih menganggap bahwa wakil rakyat dapat memperjuangkan segala kepentingan.
"Padahal wewenang seorang wakil rakyat juga terbatas. Banyak keputusan, selain dirundingkan dengan partai, juga harus dibicarakan dengan partai-partai lain. Jadi ada harapan yang tinggi dari pemilih di antara wewenang anggota legislator yang terbatas," ujarnya.