Jakarta, Gatra.com - Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna berujar, pemerintah perlu menjaga aspek alamiah Kalimantan Timur sebagai Ibu Kota baru. Menurut Yayat, beberapa hutan harus dilindungi meski nantinya akan banyak pembangunan.
"Intinya tidak merusak dan menghilangkan potensi alami yang ada. Jadi, dengan mempertahankan itulah, kita belajar untuk tidak jor-joran dan tidak membangun sesuka kita," kata Yayat saat dihubungi Gatra.com, Sabtu (7/9).
Dalam proses pemindahan Ibu Kota, pemerintah juga perlu membuat master plan yang jelas. Artinya, pemerintah harus teliti menentukan wilayah mana saja yang perlu dipertahankan sebagai hutan lindung atau justru didorong untuk direvitalisasi.
Sebagai calon Ibu Kota baru, Kalimantan Timur tidak bisa dibandingkan dengan Jakarta. Kaltim diproyeksikan berfungsi sebagai kota pemerintah, berbeda dengan Jakarta yang saat ini telah menjadi kota metropolitan.
Oleh karena itu, kata Yayat, kondisi alamiah Kalimantan tidak boleh dirusak. Jangan sampai ada bangunan liar yang mengganggu ekosistem.
"Enggak kaya di Jakarta ini, liat tanah kosong dikit langsung jadi bedeng," tuturnya.
Yayat menilai, potensi alamiah Kalimantan Timur dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata. Salah satunya, memberdayakan Ibu Kota baru sebagai wisata kota hutan.
"Seperti halnya orang bermain ke Kebun Raya Bogor, orang merasakan suasananya beda," ujarnya.