Brasilia, Gatra.com - Deforestasi di hutan hujan Amazon Brasil makin meluas empat bulan berturut-turut pada Agustus dibanding tahun sebelumnya. Di sisi lain, pemerintah juga harus menghadapi masalah ekonomi untuk mengatasi bencana tersebut.
Kelompok industri ekspor daging terkemuka Brasil dan asosiasi agribisnis lainnya bergabung dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk menyerukan diakhirinya deforestasi di tanah publik. Mereka menuntut tindakan pemerintah atas bencana kebakaran hutan.
"Saya belum melihat adanya kontrak yang dibatalkan di sektor apa pun. Ekspor terus berlanjut, tetapi lampu merah menyala," ujar Presiden Asosiasi Agribisnis Brasil, Marcello Brito seperti dikutip Reuters, Jumat (6/9).
Para pencinta lingkungan menyalahkan retorika kuat Presiden sayap kanan Jair Bolsonaro yang mendukung pengembangan Amazon untuk memperbolehkan penggundulan hutan dan mereka yang membakar. Pasalnya, negara ini menghadapi kekurangan anggaran yang curam karena ekonominya pulih lebih lambat dari yang diharapkan.
Kondisi tersebut pada akhirnya semakin memperparah bencana karena pemerintah tidak memiliki cukup dana untuk mempekerjakan lebih banyak agen penegak lingkungan yang permanen. Padahal, mereka dapat diberdayakan untuk memerangi deforestasi dan kebakaran.
Sebelumnya, negara-negara anggota G-7 menawarkan bantuan US$20 juta minggu lalu untuk membantu memerangi kebakaran. Namun, Bolsonaro mengatakan ia hanya akan menerimanya jika Presiden Prancis, Emmanuel Macron menarik "penghinaan" terhadapnya.
Bolsonaro dan Macron telah terlibat dalam perang kata-kata yang sangat pribadi dan publik. Bolsonaro mengejek istri Macron dan menuduh pemimpin Prancis itu tidak menghormati kedaulatan Brasil. Sedangkan Macron menyebut Bolsonaro pembohong dan mengatakan wanita Brasil "mungkin malu" terhadapnya.
Hingga saat ini masih belum jelas apakah Brasil akan menerima tawaran itu. Yang jelas, negara itu akan mengambil 10 juta pound bantuan dari Inggris, menurut kedutaan Inggris di Brasilia.