Jakarta, Gatra.com - Pindahnya ibu kota Indonesia ke Kalimantan Timur, tidak akan mempengaruhi harga tanah maupun properti di Jakarta. Hal itu dikarenakan Jakarta nantinya akan tetap menjadi pusat bisnis Indonesia. "Makin mahal (harga tanah dan properti di Jakarta). Karena Jakarta akan tetap menjadi pusat bisnis Indonesia," kata Pengamat Properti, Ali Tranghada, saat dihubungi Gatra.com, Jumat (6/9).
Lebih lanjut, Ali menjelaskan, sistem di Indonesia, nantinya lebih kurang akan seperti di Amerika Serikat, yang mana ibu kotanya berpindah dari New York ke Washington D. C. Meski berpindah, harga tanah dan properti di sana tidak pernah turun, justru semakin mahal. Sementara itu, nantinya di Kutai Kertanegara, yang akan menjadi pusat pemerintahan Indonesia, akan dibangun gedung-gedung sebagai pusat pemerintahan. Juga fasilitas penunjang lainnya, seperti perumahan untuk para ASN pemerintahan, pusat perbelanjaan, hotel untuk para tamu, pusat kesehatan, pusat pendidikan, serta sistem transportasi lingkungan dan interkoneksi, yang menghubungkan langsung pusat kota dengan bandara dan pelabuhan.
"Di ibu kota hanya di bangun pusat pemerintahan dan fasilitas perumahan untuk PNS yang jumlahnya hanya beberapa puluh ribu keluarga. Fasilitas pasar hiburan mall untuk keluarga PNS. Fasilitas pendidikan untuk keluarga PNS. Fasilitas hotel untuk tamu-tamu dari daerah dan system transportasi lingkungan dan interkoneksi dengan kota terdekat untuk ke airport dan pelabuhan," jelas Ali. Untuk pengamanan di ibu kota baru, menurut Ali, nantinya akan dibuat sama halnya seperti pengamanan di Jakarta saat ini.